Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Ekspor Elektornika Masih Kecil

  • Jumat, 06 November 2009
  • 1569 kali
Kliping berita :

JAKARTA, KOMPAS.com- Volume ekspor industri elektronika nasional senilai 8,1 miliar dollar AS pada tahun 2008. Ini belum bisa mencapai 10 persen dari total pasar ASEAN senilai 200 miliar dollar AS.

"Kondisi itu menunjukkan sebenarnya besar potensi yang bisa dicapai oleh industri elektronika nasional asal didukung dengan konsistensi kebijakan pengembangan industrinya," kata Mantan Ketua Umum Gabungan Elektronika (Gabel) Rahmat Gobel di Jakarta, Kamis (5/11) dalam menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepengurusan Gabel periode 2004 2009. Dalam kesempatan itu terpilih Ketua Umum Gabel periode 2009 2012 Alam Surya Putra dari Star Cosmos.

Rahmat yang juga Presiden Komisaris PT Panasonic Gobel Indonesia mengatakan, pemerintah perlu segera melakukan restrukturisasi dan reorientasi terhadap kebijakan pengembangan industri elektronika agar industrinya di dalam negeri tidak tertinggal. Tuntutan itu sudah sangat mendesak agar Indonesia tidak hanya menjadi sasaran pasar yang empuk oleh industri negara pesaing.

"Kita tidak bisa bermain lagi dengan waktu dalam menghadapi tuntutan dan tantangan industri ke depan. Restrukturisasi dan reorientasi kebijakan pemerintah perlu segera dilakukan untuk membangun industri elektronika yang sejalan dengan perkembangan pasar," kata Rahmat.

Menurut Rahmat, langkah awal yang dibutuhkan adalah menyamakan presepsi dan harmonisasi baik antar sesama instansi pemerintah yang terkait (perindustrian, perdagangan, keuangan, pendidikan, penegak hukum--), maupun dengan kalangan akademisi dan peneliti serta dunia usaha.

"Sinergi yang kuat dan keberpihakan secara konsisten itu sangat penting untuk membantu mendorong pertumbuhan industri nasional, khususnya industri elektronika di dalam negeri," katanya.

Dia menjelaskan sejumlah persoalan yang sangat mendesak dibenahi dalam tataran kebijakan pemerintah. Disharmonisasi tarif bea masuk yang masih terjadi saat ini. Hal ini tidak bisa memberi kepada pelaku industri, termasuk industri komponen untuk memanfaatkan potensi pasar secara optimal. Harmonisasi tarif akan sangat membantu tumbuhnya industri elektronika, sekaligus memperkuat struktur industri di dalam negeri sehingga meningkatkan kapasitas produksi daya saing produk.

Selanjutnya, percepatan penerapan SNI yang mengadopsi standar pasar global perlu segera dilakukan. Dalam penerapan SNI ini, kata Rahmat, tidak saja bisa mengurangi masuknya produk-produk illegal, namun sekaligus untuk melindungi konsumen di dalam negeri.

Kebijakan lain yang tidak kalah pentingnya dikatakan, perlu adanya insentif bagi investasi dan berkembangnya industri elektronika berbasis digital di dalam negeri. Selain itu, sekaligus saatnya pemerintah juga mendorong pengalihan produksi produk elektronika dasar ke UKM (Usaha Kecil Menengah). Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kemampuan akses mereka terhadap teknologi, meningkatkan kualitas tenaga kerja di bidang elektronika serta mendukung pengembangan merek local untuk pasar domestic.

Dalam roadmap industri elektronika kepada Kadin Indonesia dikemukakan target peningkatan ekspor sebesar 100 persen dari 7,69 miliar dollar AS menjadi 15 miliar dollar AS, peningkatan investasi asing sebesar 2 miliar dollar ASpada tahun 2015 dan penyerapan tenaga kerja sebesar 170.000 orang. Untuk penjualan local ditingkatkan dari Rp 9 triliun menjadi Rp 37 triliun.(OSA)

Editor: msh


Sumber :
Kompas.com
Kamis, 5 November 2009 | 21:24 WIB

URL :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/11/05/21244735/Ekspor.Elektornika.Masih.Kecil




­