Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Terjepit Modal-Bahan Baku

  • Kamis, 21 Januari 2010
  • 1470 kali
JAKARTA – Industri baja tanah air terjepit empat masalah utama dalam menghadapi Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-China. Diantaranya, ketergantungan bahan baku impor serta seretnya modal karena dianggap berisiko tinggi.

“ Pemerintah China menerapkan kebijakan yang amat mendukung perkembangan industri baja. Sementara di Indonesia indutri ini masih menghadapi empat persoalan pokok,” ujar Menneg BUMN Mustafa Abubakar disela rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (20/1),.

Empat permasalahan tersebut antara lain, ketergantungan terhadap impor bahan Baku seperti scrap dan bijih besi dan ketersediaan Modal. Selain itu ketersediaan energi (gas alam dan listrik) serta struktur industri hulu dan hilir yang belum lengkap.

"Ini menjadikan FTA ancaman bagi produk industri dalam negeri, termasuk produk yang dihasilkan BUMN," ujarnya .

Mustafa mengungkapkan, ancaman terhadap industri baja nasional diantaranya 95% produk baja belum punya SNI wajib. Kondisi ini membuat daya saingnya lemah dibanding produk negara lainyang telah memiliki berbagai sertifikasi.

Selain itu, 75% industri baja nasional mendapatkan status default di perbankan nasional dan asing. Akibatnya, industri baja sulit memperoleh suntikan modal dari bank. ”Bahkan perangkat counter measures belum siap dan amat lambat,sehingga meskisektor riil pulih tahun 2012, baja baru akan mengeliat di 2013,” katanya.

Kebijakan yang diterapkan pemerintah China dalam mendukung industri bajanya antara lain, export duty untuk bahan baku baja, subsidi 9%-13% untuk finish product seperti HS72 (produk besi dan baja) dan HS73 (barang jadi produk baja).

Saat ini pemerintah Indonesia sendiri akan terus melanjutkan antisipasi dengan memberlakukan SNI Wajib bagi produk baja, meningkatkan program konservasi energi, dan juga mensyaratkan lampiran mill certificate pada setiap importasi baja tertentu. ”Ini perlu mendapat perhatian karena tenaga kerja langsung yang diserap sebesar 250.000 orang,” katanya. Mj2

Sumber : surabayapost.com, Kamis 21 Januari 2010
Link : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=955ae0c84845908d3b53f191436ec1f1&jenis
=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5&PHPSESSID=0bf96e43c3d2a256bf056e3274a15501




­