Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Polisi Tengarai Ledakan karena Tabung Palsu

  • Selasa, 04 Mei 2010
  • 1311 kali
Kliping Berita

Penyebab Kecelakaan Belum Diketahui

Jakarta, Kompas - Walau penyebab beberapa kasus meledaknya tabung gas di Jakarta dan sekitarnya belum diketahui pasti, polisi menengarai ledakan terjadi karena ada tabung gas palsu yang beredar di masyarakat. Masyarakat diminta waspada saat menggunakan elpiji.

Demikian diungkapkan Kepala Satuan Sumber Daya Lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Eko Saputro dan juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amar, Senin (3/5) di Jakarta.

Menurut Boy, polisi sedang menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan saat menggunakan tabung gas.

”Apakah penyebabnya kebocoran pada tabung atau kelalaian pada si pemakai, masih belum diketahui karena penyelidikannya tidak mudah,” tuturnya.

Secara terpisah, Eko Saputro menyatakan, PT Pertamina minggu depan akan memberikan daftar perusahaan rekanan pemasok tabung gas bersertifikat. Soal penyebab kecelakaan saat menggunakan tabung gas, Eko menduga bisa jadi karena soal karet hitam yang dipasang di atas mulut tabung. Ia mensinyalir kecelakaan ledakan itu terjadi pada tabung gas palsu. Ditanya apa beda tabung gas asli dan palsu, Eko menjawab, Pertamina yang tahu.

Dari Pertamina, Vice President Komunikasi PT Pertamina Basuki Trikora mengatakan, masyarakat diminta memastikan membeli tabung gas dari agen resmi Pertamina. Dia juga meminta masyarakat memastikan adanya karet hitam di klep tabung.

Menurut Trikora, untuk menghindari terjadinya ledakan tabung gas, masyarakat juga diminta memastikan klem selang di ujung tabung gas dan ujung kompor sudah kuat. Tabung gas agar diletakkan di bawah kompor. ”Pemasangan regulator harus sesuai standar penunjukan, seperti pasang regulator dan putarkan knop regulator searah jarum jam sampai menunjukkan ke bawah,” ujar Trikora.

Saat menyalakan api, lanjutnya, tekan knop kompor dan putar ke kiri. ”Apabila api belum menyala, jangan mencolok-colok klep tabung, tetapi boleh dengan mengetuk atau menggoyang selang.

Ia menyarankan agar dapur tempat kompor dan tabung berada sebaiknya dilengkapi sirkulasi udara yang baik. Apabila terjadi indikasi kebocoran ditandai dengan bau gas, regulator segera dicopot dan tabung dibawa keluar pintu dapur. Jendela juga sebaiknya dibuka agar gas cepat keluar.

Saran lain, jangan memakai kompor minyak tanah bersebelahan dengan kompor dan tabung gas. ”Karena tanpa disadari kalau ada kebocoran dan ada api akan terjadi kebakaran,” ujarnya.

Berkenaan dengan masalah tabung dan aksesori, seperti selang dan regulator kompor yang bukan standar standar nasional Indonesia (SNI) alias palsu, menurut Trikora, hal itu bukan menjadi domain Pertamina.

”Kontrolnya bukan di Pertamina. Untuk masuk ke Pertamina, telah memenuhi SNI karena dibuat pabrik yang direkomendasikan bersertifikasi memproduksi material sesuai dengan SNI.

Kecelakaan saat menggunakan tabung gas beberapa kali terjadi dalam bulan ini. Senin kemarin, tabung gas kemasan 3 kg kembali memakan korban warga Depok, Jawa Barat. Penganggur bernama Syamsudin (34) dan Amah (50) menderita luka bakar di sekujur tubuhnya. Syamsudin dirawat di Ruang Cendrawasih, RSUD Depok, sedangkan Amah dirawat di rumahnya sendiri.

Tabung gas milik Amah bocor ketika dia memasak pukul 04.00 di rumahnya di Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan, Depok. Saat itu Amah panik dan berteriak meminta tolong kepada Syamsudin. Tabung keburu bocor dan menyemburkan api yang mengenai tubuhnya.

”Dia baru tiba di unit gawat darurat pukul 07.30. Dia belum bisa berkata-kata,” tutur Humas RSUD Depok Beti S soal Syamsudin yang tubuhnya menghitam dan tergeletak di ranjang RS.

(PPG/NDY/TRI)

Sumber : Kompas, Selasa 4 Mei 2010, hal. 27.



­