Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Agung Laksono Minta Tabung Gas Ditarik

  • Kamis, 29 Juli 2010
  • 930 kali

Kliping Berita


JAKARTA - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono meminta tabung gas ukuran 3 kilogram yang bermasalah ditarik secepatnya. "Kita minta, begitu ada tabung yang bermasalah, langsung ditukar," katanya kemarin.

Penarikan tabung, kata Agung, akan dilakukan saat konsumen mengisi ulang elpiji. Kipi ia tak menyebutkan batas waktu penarikannya.

Menurut Agung, agen Pertamina dan swastalah yang bertugas menarik tabung bermasalah itu. Di masa mendatang, untuk mencegah berlanjutnya kasus ledakan, pemerintah harus meningkatkan sosialisasi penggunaan aksesori elpiji dengan mendatangi masyarakat.

Agung mengungkapkan, 9 juta tabung gas ukuran 3 kilogram yang tidak memiliki tanda Standar Nasional Indonesia (SNI) itu mengikuti standar Australia dan Jepang. "Karena itu memang impor, (pakai) standar Australia saat itu."

Pernyataan serupa datang dari Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan, akhir pekan lalu. Jutaan tabung yang diimpor pemerintah pada 2007 itu memang tidak bertanda SNI. Sebab, saat itu berlaku Peraturan Menteri Perindustrian No. 85 Tahun 2008 bahwa tabung harus sesuai dengan kualitas di Asia dan Australia.

Karen meminta Kementerian Perindustrian menarik jutaan tabung itu. Namun Direktur Jenderal Industri, Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Anshari Bukhari menilai, tabung yang beredar sebelum 2008 inilah yang harus diuji ulang oleh Pertamina. "Kita tidak bicarakan istilah penarikan," katanya, Senin lalu.

Secara terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh menilai Kementerian Perdagangan seharusnya menarik tabung dari peredaran. Ia juga menampik tudingan bahwa pemerintah saling lempar tanggung jawab. "Justru kami menunjukkan adanya disiplin pembidangan."

Sementara itu, Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian selama Januari-Juli tahun ini mencatat 57 kasus ledakan elpiji. Kepala Bidang Penerangan Umum Komisaris Besar Marwoto Soeto menyatakan, ada 7 orang meninggal dan 82 orang mengalami luka bakar. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun lalu, yaitu 40 kasus, dengan 5 orang meninggal dan 50 orang terluka.

DWI RIYANTO AGUSTIAR / BUNGA MANGGIASIH / MAHARDIKA SATRIA HADI / MUSTAFA SILALLAHI

Sumber : Koran Tempo, Kamis 29 Juli 2010, hal. A4.




­