Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

150 Ribu Tabung Elpiji Rusak Masih Beredar di Jawa Tengah

  • Kamis, 12 Agustus 2010
  • 1156 kali

Kliping Berita

TEMPO Interaktif, Semarang - Jumlah tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram di Jawa Tengah yang rusak dan tidak layak pakai mencapai 300 ribu tabung. Dari jumlah itu, yang sudah ditarik dari pasaran oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan PT Pertamina baru separuhnya atau sekitar 150 ribu.

"Yang lain masih beredar di pasaran," kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono di Semarang, Kamis (12/8).

Teguh menyatakan kerusakan itu seperti kebocoran pada sumbu regulator. Selain itu, dudukan-dudukannya yang rusak karena ditempatkan dan ditumpuk dengan cara ngawur. "Petugas kadang menempatkan secara terbalik-balik," katanya.

Padahal, penempatan yang salah itu ternyata ada pengaruhnya dengan tingkat kerusakan sebuah tabung. Kerusakan lainnya adalah las-las tabung yang sudah berkarat.

Teguh menyatakan kerusakan tabung gas jenis 3 kilogram itu terutama berada di wilayah-wilayah yang mendapatkan program konversi pada 2007 atau awal-awal peluncuran program konversi.

Ketika itu, kata dia, saat ada pencanangan konversi ada target-target percepatan sehingga ada tabung-tabung yang belum memiliki label Standar Nasional Indonesia (SNI) tetap disalurkan.

Saat itu, sepertinya pemerintah dan PT Pertamina menggenjot distribusi bantuan tabung gas elpiji jenis 3 kilogram agar target konversi bisa terpenuhi. Karena banyak yang tidak ber-SNI maka target konversi yang awal itulah yang ditarik.

Tabung-tabung yang rusak itu, kata Teguh, ditarik dan dikirim ke pembuat tabung lagi. Nantinya diharapkan tabung yang baru yang keluar dari Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) sudah berlabel SNI agar aman digunakan masyarakat.

Teguh menyatakan pihaknya masih terus melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat bagaimana mengoperasikan tabung gas yang baik dan cara-cara antisipasi jika ada tabung gas yang bocor. Selasa (11/8), misalnya, Provinsi Jawa Tengah menggandeng anggota tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Pramuka untuk pelatihan penggunaan tabung. "Targetnya, satu orang pramuka bisa melatih 1.000 orang," kata Teguh.

M ROFIUDDIN

Sumber : Tempointeraktif.com. Kamis 12 Agustus 2010.
Link : http://www.tempointeraktif.com/hg/jogja/2010/08/12/brk,20100812-270703,id.html




­