Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Harmonisasi Tak Hambat Industri Kosmetika

  • Kamis, 03 Maret 2011
  • 1226 kali
Kliping Berita

JAKARTA – Industri kosmetika Indonesia diyakini akan berkembang pesat seiring adanya harmonisasi Association South East Asian Nations (Asean) di bidang kosmetika. Tahun ini, industri kosmetika Indonesia bisa meraup US$ 1,68 miliar, naik dibandingkan tahun lalu yang hanya US$ 1,1 miliar.

President of Asean Cosmetics Association Le Chau Giang menjelaskan, siap tak siap harmonisasi Asean 2015 perlu ditetapkan. “Harmonisasi yang sudah ditetapkan ini berdasarkan keinginan konsumen bukan hanya sekedar peraturan,” ujar dia saat seminar tentang kerjasama EU-Asean di Jakarta, Selasa 1/3).

Sebelumnya, Perhimpunan Penguasaha dan Asosiasi (PPA) Kosmetika Indonesia pesimistis dengan penerapan harmonisasi Asean dibidang kosmetika 2015. Alasannya, sejak diberlakukannya notifikasi kosmetika sebagai langkah awal harmonisasi Asean pada 1 Januari 2011, beberapa industri kosmetika Indonesia terpaksa gulung tikar.

Ketua Umum PPA Putri Kuswinu Wardhani mengungkapkan, sudah ada dua perusahaan yang tutup akibat diberlakukannya notifikasi kosmetika ini. Perusahaan tersebut adalah PT Yakin Anugerah Pratama yang berlokasi di wilayah Banten, sebuah perusahaan kosmetika yang memproduksi sabun transparan, dan PT Tri Putri Ayu, sebuah perusahaan yang memproduksi penyegar wajah. “Selain dua perusahaan tersebut, masih ada 1200 perusahaan lain yang harus siap tempur hadapi harmonisasi Asean, “ jelas dia.

Menurut Putri, pemberlakuan harmonisasi Asean semakin menurunkan daya saing industri kosmetika dalam negeri. Dengan adanya harmonisasi, produk kosmetika Asean bisa masuk dengan tarif bea masuk 0%. Selain itu, produk kosmetika Asean tidak perlu mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sebaliknya, Giang berpendapat, seharusnya Indonesia menanggapi hal ini sebagai sebuah tantangan. “Pasar industri kosmetika terbuka lebar,” ujar dia.

Giang menyebutkan banyak keuntungan dari pasar tunggal ini bagi konsumen. “Konsumen lebih banyak memiliki pilihan, industri lebih kompetitif, dan inovatif, “jelas dia.

Ke depan, Giang memprediksi industri kosmetika Asean akan berkembang pesat seiring dengan konsumen yang makin sering menghabiskan uang untuk kesehatan dan kecantikan. “ Menghadapi kemajuan pasar ini kita perlu harmonisasi atau standar sehingga bisa kompetitif di tingkat dunia, “imbuh dia.

Menurut Giang, omset industri kosmetika dunia pada 2011 akan mencapai US$ 321,5 miliar. Lebih pentingnya lagi, Asia Pasifik termasuk pasar kedua terbesar di dunia dengan prediksi US$ 80 miliar tahun ini.

Untuk Asean, Giang mengatakan perkembangannya sangat luar biasa dibanding lima tahun lalu yang pencapaiannya di bawah US$ 4 miliar. “Tahun ini, omset industri kosmetika di Asean bisa tembus US$ 8 miliar,” ujar dia.

Giang menyebutkan pasar industri kosmetika masih didominasi oleh Thailand 31%, Filipina 22%, Malaysia 12%, Singapura 8%, dan Vietnam 6%. Indonesia sendiri mencakup 21% dari total pasar Asean. (c02)

Sumber : Investor Daily, 02 Maret 2011, Hal. 7




­