Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pemerintah Canangkan Hari Sepatu Indonesia

  • Kamis, 10 Maret 2011
  • 1156 kali
Kliping Berita
 
JAKARTA- Industri alas kaki dalam negeri kian memiliki prospek cerah tahun ini. Ditargetkan ekspor alas kaki tahun ini bisa naik signifikan dibanding realisasi beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, pemerintah telah mencanangkan Hari Sepatu Indonesia. Diharapkan, program tersebut bisa mengikuti kesukesan Hari Batik dan Kain Nusantara.

Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengaku optimistis bisa mencapai ekspor tertinggi. Disebutkan rata-rata pertumbuhan ekspor sepatu tiap tahun sebesar USD 600 juta. Pada 2010 lalu mereka membukukan USD 2,6 miliar naik 43,8 persen dari realisasi 2009 sebesar USD 1,7 miliar.

Tahun ini, Aprisindo memasang target ekspor sepatu lebih tinggi dibanding pencapaian sebelumnya. "Kita harus optimistis bisa sampai USD 1 miliar per tahun. Sampai akhir tahun ini bisa mencapai USD 3,2 miliar. Sedangkan 2014 ditarget bisa menembus USD 5 miliar," kata Eddy saat pencanangan Hari Sepatu Indonesia di kantor Kementerian Perdagangan kemarin (9/3).

Naiknya target tersebut seiring dengan masuknya 17 investor baru. Dari total tersebut baru 5 investor yang sudah membangun pabriknya. Rata-rata nilai investasi tiap pabrik sekitar USD 60 juta-USD 70 juta. Masuknya investor baru tersebut menambah kapasitas terpasang pabrik sebesar 100 juta pasang per tahun, yakni dari 300 juta pasang menjadi 400 juta pasang pada akhir 2011.

Meski memiliki target ekspor tinggi, bukan berarti produk alas kaki dalam negeri bisa menguasai pasar domestik. Eddy menuturkan penguasaan alas kaki lokal terhadap pasar domestik sebesar 70 persen. Sisanya 30 persen diisi produk impor. Namun di segmen menengah ke bawah, produk lokal menguasai 50 persen saja dan separuhnya diisi impor.

"Lewat gerakan nasional ini diharapkan bisa memperbesar porsi produk lokal di semua segmen pasar domestik," ucapnya. Disebutkan, omzet penjualan sepatu pasar domestik Rp 25 triliun pada 2010 lalu. Oleh karena terbilang ketat, tahun ini produsen alas kaki menargetkan penjualan dalam negeri bertumbuh 8 persen saja atau naik Rp 27 triliun dibanding tahun lalu.

Untuk merebut kembali pasar lokal, pihaknya terus meningkatkan kualitas dengan mengikuti standar internasional maupun Standar Nasional Indonesia (SNI). Dar sisi jenis, sepatu sport buatan lokal sudah cukup kuat dibanding sepatu formal. Di pasar dunia, Indonesia menduduki posisi ketiga setelah Tiongkok dan Vietnam. Sementara kalau sepatu kulit di urutan keempat setelah Tiongkok, Vietnam dan India.

"Saat ini produk kita bisa diterima di seluruh dunia. Ada sekitar 148 negara tujuan ekspor," urai dia.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan pasar dalam negeri untuk produk sepatu sangat besar dengan perhitungan jumlah penduduk 237 juta orang. Selain meningkatkan kualitas, produsen harus bisa memberikan harga bersaing. Untuk itu pihaknya akan terus memfasilitasi sehingga memiliki standar yang sesuai.

"Ternyata banyak sepatu buatan dalam negeri yang berkualitas baik. Kita akan mendorong UKM di sentra sepatu di Jabar dan Jatim. konteks pencanangan bukan sekedar dorong penggunaan sepatu Indonesia, tapi lebih dari suatu program gerakan Aku 100 persen Cinta Indonesia," urainya. (res)

Sumber : Pontianakpost.com, Kamis 10 Maret 2011.
Link : http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=87999




­