Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Baja Atap Sesuai dengan Standar Nasional

  • Minggu, 20 Maret 2011
  • 2889 kali

Kliping Berita

Pekanbaru, Kompas - Kualitas baja penyangga atap stadion utama yang bakal dipergunakan untuk upacara pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional di Pekanbaru, Riau, dinyatakan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Penyebab runtuhnya baja penyangga itu lebih disebabkan tiupan angin kencang yang mencapai kecepatan 100 kilometer per jam.

”Setelah baja atap stadion roboh, material potongan baja itu diuji pada laboratorium independen Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta. Hasil pengujian laboratorium BPPT yang ditandatangani manajer teknis tertanggal 14 Maret menyimpulkan, baja yang dipakai pada atap memenuhi spesifikasi SNI dan memenuhi kriteria desain,” ujar Nanang Siswanto, Manajer Proyek Stadion Utama PON 2012, di Pekanbaru, Jumat (18/3).

Seperti diberitakan, sejumlah kalangan di Riau meragukan kualitas baja atap stadion PON menyusul robohnya 19 pasang baja penyangga pada Minggu (6/3). Patut diduga, robohnya penyangga atap disebabkan mutu baja tak sesuai dengan standar dan pekerjaan ceroboh dari kontraktor pelaksana (Kompas, 9 Maret 2011).

Nanang mengungkapkan, atap stadion menggunakan 140 rangkaian baja. Tiap-tiap rangkaian memiliki empat segmen. Setiap segmen memiliki ikatan angin (wind bracing). Sebelum kejadian, di lapangan sudah terpasang 58 rangkaian dari total 140 rangkaian yang bakal dikerjakan. Namun, dari jumlah 58 itu, baru 39 rangkaian yang sudah dikunci dengan ikatan angin.

”Pekerjaan stadion ini kami laksanakan sesuai dengan hasil perencanaan yang telah memperhitungkan beberapa aspek, termasuk aspek beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa. Namun, ternyata pada malam itu terjadi angin kencang. Dari laporan BMKG Pekanbaru, kecepatan angin 50 knot, atau setara 100 kilometer per jam. Kejadian alam itulah yang meruntuhkan 19 rangkaian struktur baja yang belum sempat dipasang ikatan angin dengan lengkap, bukan karena bajanya tidak sesuai SNI,” kata Nanang.

Nanang menambahkan, sebelum dipabrikasi, bahan material baja diuji pada Laboratorium Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sebelas Nopember Surabaya pada Juli 2006. Kepala Laboratorium Teknologi Kelautan Donny Setiawan melaporkan, bahan sudah sesuai dengan standar SNI. ”Material struktur atap baja menggunakan spesifikasi SNI dengan mutu SS 400,” ujar Nanang. (SAH)

Sumber : Kompas, Sabtu 19 Maret 2011, hal. 29.




­