Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Indonesia harus pandai-pandai manfaatkan FTA

  • Senin, 24 Oktober 2011
  • 1196 kali
Kliping Berita

JAKARTA: Di tengah ancaman krisis ekonomi global, Indonesia harus pintar-pintar untuk memanfaatkan berlakunya perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement), jika tidak pasar domestik justru akan menjadi korban.

Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan FTA Indonesia dengan Asean, China, India, Australia-Selandia Baru dan beberapa negara lain dapat menjadi peluang ekspansi perdagangan Indonesia.

"Tetapi kalau kita tidak siap di dalam negeri, bukannya meraih pasar yang luas malah justru pasar kita yang didatangi negara lain, dan itu biasanya terlihat dari surplus perdagangan kita yang akan lebih kecil," ujar Agus, pekan lalu.

Menkeu juga meminta berbagai industri dalam negeri mempersiapkan diri, baik dari sisi teknologi maupun sumber daya manusia, supaya Indonesia dapat memperluas pasar dengan memanfaatkan FTA.

Renegosiasi maupun moratorium FTA dinilai Agus tidak perlu dilakukan, selama Indonesia bisa meningkatkan kesiapan di dalam negeri dan meningkatkan daya saing.

"Saya sudah tandatangani FTA Asean dengan Australia-New Zeland, tetapi pesan saya agar kita sama-sama memperkuat kesiapan ekonomi dalam negeri. Kami mendukung FTA, tapi jangan lengah," tegas Agus.

Pengamat ekonomi EC-Think Telisa Aulia Felianty mengungkapkan untuk dapat melindungi pasar domestik dari membanjirnya produk impor akibat FTA, selain melakukan pembatasan barang impor, pemerintah juga harus giat mempromosikan keunggulan produk lokal kepada masyarakat.
"Selain itu, standarisasi barang impor juga bisa menjadi indirect barrier yang dapat melindungi produsen dan konsumen kita, jadi harus dengan proteksi yang pintar," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu 23 Oktober .

Telisa juga menilai belum ada kajian soal dampak positif FTA untuk membendung masuknya barang impor ilegal sebagai salah satu tujuan yang diharapkan dari FTA. Menurut dia, idealnya FTA memperketat pengawasan barang ekspor-impor sehingga barang ilegal berkurang tapi tampaknya implementasi FTA belum sampai ke arah itu.

"Karena itu perlu ada kajian terhadap impact FTA, sektor-sektor mana saja yang terkena dampak positif/negatif. Ini bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk menentukan kebijakan yang tepat untuk melindungi pasar domestik," jelas Telisa.

Telisa menambahkan dalam situasi anomali ekonomi global seperti sekarang ini, bisa jadi FTA tidak berjalan seperti yang diharapkan, karena itu pengkajian di tingkat nasional perlu dilakukan. (Ana Noviani/ea)

Sumber : Bisnis.com, Minggu 23 Oktober 2011
Link : http://www.bisnis.com/articles/indonesia-harus-pandai-pandai-manfaatkan-fta




­