Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pasar besar, impor mainan naik 27,9%

  • Senin, 24 Oktober 2011
  • 1199 kali
Kliping Berita

AKARTA. Kebutuhan mainan anak di Indonesia semakin besar. Pasar yang terus membesar ini pula yang menyebabkan produk mainan impor tumbuh dengan pesat sekali. Lihat saja, selama Januari-September 2011, impor mainan anak naik hingga 27,9% dari periode sama tahun lalu, menjadi US$ 55,21 juta.

Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmenti) Dhanang Sasongko menuturkan, impor yang meningkat menunjukkan pasar mainan di Indonesia terus tumbuh. Ini sejalan dengan kondisi ekonomi nasional yang membaik. "Sayangnya, pasar didominasi produk impor yang jumlahnya tiga hingga empat kali lipat dari produk dalam negeri," katanya, Minggu (23/10).

Produk impor marak beredar di pusat grosir mainan anak, misalnya di pasar Asemka dan Prumpung, Jakarta. Sekitar 75% produk impor berasal dari China. Kebanyakan mainan China yang berharga murah menguasai pasar-pasar tradisional. Sementara produk mainan impor dari Eropa dan Amerika Serikat yang harganya lebih mahal dijual di toko modern.

Untuk membatasi laju impor mainan anak, Dhanang meminta pemerintah segera menerapkan SNI wajib bagi mainan anak. Selain itu, pemerintah perlu mengarahkan para importir agar lebih menyeleksi produk mainan impor. Misalnya, mereka diminta tidak mengimpor produk mainan anak dengan bahan baku plastik daur ulang.

Di sisi lain, meski tidak besar, produsen dalam negeri juga ikut menikmati pertumbuhan pasar mainan anak, terutama untuk mainan edukasi. Menurut Dhanang, permintaan mainan alat bantu ajar di sekolah taman kanak-kanak (TK) dan Playgroup. akan meningkat sekitar 15%-20% tahun ini.

Ia memperkirakan jumlah lembaga TK dan Playgroup sekitar 10.000 unit. Masing-masing membutuhkan mainan anak senilai minimal Rp 4 juta per tahun.

Catatan saja, data dari perusahaan penelitian pasar NPD Group menunjukkan pasar mainan anak di Asia tumbuh paling pesat. NPD melaporkan penjualan naik di negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi konsisten dan populasi anak besar seperti China, India dan Indonesia.

Menurut data itu, pada tahun 2010 pasar mainan anak dunia mencapai US$ 83,3 miliar. Tahun lalu, pasar mainan anak di Asia mengalami peningkatan rata-rata 9,2%. Biar begitu, Amerika masih menjadi pasar mainan anak terbesar di dunia diikuti oleh Jepang, China, Inggris dan Prancis. Lebih dari 50% penjualan mainan anak terpusat di lima negara itu.

Sumber : Kontan, Senin 24 Oktober 2011, Hal. 13




­