Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Bekerjasama dengan JISC Selenggarakan Seminar Standards and Conformity Assessment

  • Rabu, 28 Januari 2015
  • 1412 kali

Menindaklanjuti Memorandum of Cooperation (MoC) antara Badan Standardisasi Nasional (BSN) dengan Japanese Industrial Standards Committee (JISC), BSN bekerjasama dengan JISC menyelenggarakan Mentoring Program 13th JISC/ The International Electrotechnical Commission (IEC)/APSG HRD Seminar Standards and Conformity Assessment dari Jepang kepada Indonesia di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta pada Rabu (28/01/2015). 

 



Seperti diketahui, BSN (Indonesia) dan JISC (Jepang) telah menandatangani kesepakatan berupa MoC dalam rangka kerjasama standardisasi pada tanggal 10 September 2014 di Rio Jeneiro, Brazil di sela-sela sidang ISO/GA. Adapun MoC bertujuan untuk memperkuat kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian kedua belah pihak. Lingkup kerjasama meliputi pertukaran informasi dan pengalaman terkait kebijakan, rencana untuk mengembangkan/mengubah/merevisi standar nasional, skema/prosedur akreditasi dan penilaian kesesuaian dan informasi lainnya.

Dalam sambutan tertulis Kepala BSN yang dibacakan Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi Kukuh S. Ahmad disampaikan bahwa, meskipun Indonesia sejak lama telah aktif berpartisipasi dalam pengembangan standardisasi internasional melalui keanggotaan di IEC, ISO dan Codex Alimentarius Commission, masih diperlukan perbaikan terus-menerus. Seperti keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pengembangan standar internasional, sehingga mendorong kesadaran pejabat yang berwenang untuk menetapkan langkah-langkah kebijakan dengan memperhatikan isu-isu yang ada di tingkat internasional. 

Oleh karenanya, program mentoring ini merupakan kesempatan yang baik bagi BSN dan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kemampuan dalam berpartisipasi aktif dalam IEC. Selain itu, program mentoring ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan praktik terbaik untuk mengelola komite nasional IEC dimana penting melibatkan industri guna berpartisipasi dalam pengembangan standar IEC sehingga kepentingan mereka dapat mengakomodasi standar tersebut.

 

 

Kukuh menambahkan, saat ini, Indonesia masuk dalam kelompok 15 terbesar sebagai negara dengan produsen bersertifikat IEC CB-Scheme. Namun, baru sedikit produsen di Indonesia yang memanfaatkan layanan dari Lembaga Sertifikasi Laboratorium Pengujian-CBTL-laboratorium yang diakui oleh CB Scheme untuk melakukan pengujian dan menerbitkan CB Uji Laporan dalam satu kategori produk di bawah tanggung jawab Lembaga Sertifikasi Nasional terkait (NCBs). Produsen yang melakukan sertifikasi produk mereka melalui CBTL di Indonesia pun belum banyak. Sebagaimana diketahui, saat ini, Indonesia memiliki 3 NCB dan 5 CBTL.

Kukuh melanjutkan, dengan mengacu sertifikasi CBTL juga akan mendukung motto "satu tes, satu sertifikasi, diterima di banyak negara". Selain itu, juga akan mengurangi biaya yang tidak perlu dan mendorong perdagangan internasional. Melalui mentoring ini, Kukuh berharap para ahli dari Jepang dapat berbagi pengalaman pengetahuan, serta strategi mereka dalam menggunakan IEC CBTL sehingga akan mendorong industri dalam negeri untuk menggunakan dan memanfaatkan CBTL nasional serta mempercepat proses integrasi pasar di ASEAN, APEC serta kerjasama bilateral.

 



Seminar dihadiri kurang lebih 50 orang peserta yang terdiri dari  peserta ASEAN, anggota NMC IEC, laboratorium terkait penilaian kesesuaian terkait, sekretariat Komnas IEC dan subkom terkait. Selain Kukuh dan Tsujimoto acara juga menghadirkan narasumber, IEC Regional Director for Asia-Pacific Regional Center, Dennis Chew; Assistant Manager of Factory Inspection Div Japan Quality Assurance Organization (JQA) Leo Ohtsuka; Japan Business Machine and Information System Industries Association (JBMIA) Konica Minolta Inc, Katsuaki Itsuno; JBMIA Seiko Epson Corporation, Norio Hama; IEC/CAB Member Panasonic Corporation, Toshiyuki Kajiya; dan Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi BSN, Erniningsih Haryadi.

Menurut Deputi Sekjen JISC Takaki Tsujimoto, seminar yang merupakan acara rutin tahunan sejak tahun 2002 bertujuan untuk membuat kegiatan standardisasi internasional IEC wilayah Asia Pasifik lebih aktif, membangun para ahli yg menghadiri pertemuan internasional IEC dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi, serta untuk mengembangkan tenaga ahli dalam negeri di setiap negara sehingga dapat mendukung para ahli nya. (dnw/nda)




­