Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pengenalan Standardisasi di Universitas Mahasaraswati, Bali

  • Senin, 23 November 2015
  • 3202 kali

 

Dalam rangka implementasi kerjasama antara BSN dengan Perguruan Tinggi, pada Hari Kamis yang lalu (19/11) di Universitas Mahasaraswati, Denpasar telah dilaksanakan kegiatan workshop dengan tema “Peranserta Akademisi dalam Proses Pengembangan Standar”. Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus Universitas Mahasaraswati Jalan Soka, Denpasar. Dengan dihadiri kurang lebih 100 orang akademisi Universitas Mahasaraswati, yang terdiri dari para Dosen, Wakil Rektor, Ketua dan Sekretaris, serta Dekan, Wakil Dekan, Kepala Lembaga, Kepala Lab dan lain-lain. Pada kegiatan kali ini dihadiri pula oleh Bapak Rektor Universitas Mahasaraswati, Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd. sekaligus beliau memberikan sambutannya dan membuka workshop. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Universitas Mahasaraswati telah menjalin kerjasama dengan Badan Standardisasi Nasional yang tertuang di dalam Kesepakatan Bersama yang telah ditandatangani sejak Bulan Agustus tahun 2015 yang lalu, dan kegiatan pada hari ini adalah salah satu realisasi dari kesepakatan bersama tersebut. Dengan diadakannya kegiatan workshop mengenai standardisasi yang mana di era sekarang ini sangat relevan dan penting sekali dalam mengelola perguruan tinggi dimana tuntutan pemerintah dengan regulasi yang begitu cepat perlunya penyesuaian dan pemenuhan standardisasi. Harapannya bagi para dosen dan mahasiswa Universitas Mahasaraswati sebagai akademisi untuk dapat lebih mengenal dan mengerti serta mampu berkontribusi di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, karena kedepannya di era globalisasi ini jasa dan produk akan terstandardisasi, termasuk di dalamnya SDM Universitas Mahasaraswati. Acara ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sangat besar terutama bagi Universitas Mahasaraswati sebagai akademisi yang memiliki peran serta yang sangat strategis dalam pengembangan standardisasi.

 

 

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan secara langsung MoU yang telah disepakati bersama dari BSN yang diwakili oleh Kukuh S. Achmad selaku Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi - BSN kepada Rektor Universitas Mahasaraswati, I Made Sukamerta.

 

 

Memasuki acara inti yaitu sesi pemaparan presentasi dengan moderator Teguh Prakosa ST, ME selaku Kepala Sub Bidang Kerjasama

Prasarana Standardisasi, dengan meghadirkan 3 orang narasumber yang terdiri dari Drs. Kukuh S. Achmad M.Sc (Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi-BSN), Ir. Erniningsih (Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi-BSN) dan  Drs. I Made Legawa, M.Si. (Ketua Badan Penjamin Mutu-Universitas Mahasaraswati).

 

Pada kesempatan pertama, pemaparan dari Kukuh S. Achmad mengenai Undang-Undang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK). Dalam presentasinya, Kukuh menyampaikan bahwasannya telah dibentuk Undang-Undang yang secara resmi mengatur perihal standardisasi dan penilaian kesesuaian dengan tujuan untuk mengharmoniskan peraturan perundang-undangan di berbagai bidang yang mengatur standardisasi untuk melindungi Bangsa Indonesia dari aspek-aspek Keamanan Keselamatan Kesehatan Lingkungan. Beliau menjelaskan bahwa di dalam Undang-Undang tersebut ditekankan tujuan dari BSN dan mengapa diperlukannya standar dan penilaian kesesuaian, selaras dengan 3 tujuan utama yaitu melindungi masyarakat dalam kehidupannya dari aspek K3L, berkontribusi kepada peningkatan daya saing produk Indonesia, mendorong produk nasional untuk dapat bersaing di pasar global. Peranan perguruan tinggi berada dalam pengembangan standar dan perumusan standar yang mana nantinya akan menghasilkan dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam perumusan standar, berdasarkan kepentingannya terbagi kedalan 4 kelompok stakeholder, yaitu wakil pemerintah, wakil industri, wakil konsumen dan wakil ilmuan/akademisi/professional yang mana sesuai dengan tema acara hari ini wakil akademisi dinilai paling netral karena dalam pelaksanaannya tidak mementingkan adanya kebutuhan dari pihak tertentu, karena berdasarkan pada penelitian ilmiah. Berdasarkan hal tersebutlah diharapkan dengan terjalinnya kerjasama ini peranserta dari akademisi Universitas Mahasaraswati dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI).

 

 

Dilanjutkan dengan pemaparan presentasi dari narasumber kedua yaitu Erniningsih, mengenai Peran Serta Indonesia dalam Pengembangan Standar Internasional. Dalam presentasinya, Erniningsih menjelaskan bahwa Standar Internasional adalah sebagai solusi atas isu global dari anggota asosiasi internasional (ISO/IEC), yang mana dalam kesepakatan pembentukan standar yang dibuat berlaku secara internasional tersebut melibatkan baik itu Negara maju maupun Negara berkembang didalamnya. Produk yang sudah sesuai dengan standar internasional keberterimaannya di pasar global akan sangat besar. Pada dasarnya di Indonesia standar bersifat sukarela, sehingga dalam implementasinya dapat secara wajib jika menyangkut kepada Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Lingkungan masyarakat. Sedangkan di Negara maju dengan tingkat kesadaran dalam hal pentingnya standar sudah sangat tinggi, sehingga standar yang dibuat dapat dikatakan menjadi batasan minimum produksi yang harus dipatuhi produsen dan menjadi tuntutan bagi produk yang diharapkan konsumen. Dalam presentasinya, Eriningsih juga menyampaikan peranan perguruan tinggi dalam menghasilkan lulusan terbaiknya yang akan memimpin dan membuat keputusan di masa yang akan datang, maka sangat penting bagi mereka untuk mempelajari dan mengetahui manfaat dari adanya standar. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan BSN dengan UNMAS dapat bersama-sama mempromosikan nilai standardisasi baik itu di lingkungan civitas akademik UNMAS, masyarakat maupun pelaku usaha di daerahnya dengan aktifitas kerjasama lainnya. Diharapkan pula UNMAS dapat memaksimalkan potensi kontribusinya dalam standardisasi, karena peranannya sebagai jembatan yang menghubungkan generasi muda (mahasiswa) dengan dunia professional dan sebagai sumber daya utama dalam riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang standardisasi.

 

Selanjutnya presentasi dari narasumber terakhir yaitu I Made Legawa, mengenai Peran Serta Akademisi dalam Pengembangan Standar. Beliau menyampaikan bahwa standar yang berkaitan dengan perguruan tinggi yang berkaitan dengan bisnis utamanya yaitu pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, termasuk didalamnya standar yang berkaitan dengan bisnis penunjang. Kini UNMAS dihadapkan dalam peran sertanya dalam pengembangan SNI, hal ini lah yang perlu untuk dibangun bersama kedepannya sebagai salah satu tindak lanjut kerjasama dengan BSN. Disebutkan pula bahwa tujuan pengembangan standar adalah untuk memenuhi tuntutan stakeholder, dengan penguatan produk yang dihasilkan jika dikaitkan dengan pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas, yang berkompetensi. Dimana dalam hal ini berkaitan erat pula dengan penguatan lembaga yang bermutu, sehat dan berbudaya. Hal ini yang perlu disinkronkan antara produk yang dihasilkan dengan lembaga yang akan dikembangkan untuk membangun standar, sehingga dengan standar ini akan dapat menghasilkan produk yang diharapkan. Dengan adanya kesepakatan bersama ini diharapkan UNMAS Denpasar menuju SNI dapat tercapai. Standar yang dibangun UNMAS dalam bidang pendidikan mencakup pemutakhiran kurikulum, penyesuaian standar perangkat pembelajaran dan penyesuaian standar laboratorium. Di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, UNMAS telah menghasilkan beberapa produk diantaranya pengolahan limbah kotoran sapi dan aplikasinya pada pisang, beras organik, dan pencacah/penghancur sampah organik.

 

 

 

 

 

Sebelum memasuki sesi terakhir yaitu diskusi dan tanya jawab, dari panitia BSN memberikan kuis kepada peserta sebagai feedback untuk mengetahui pemahaman peserta selama kegiatan berlangsung. Pada sesi ini peserta sangat antusias menjawab pertanyaan dari panitia. Acara ini dikemas dengan sangat apik oleh moderator, didapatkan kesimpulan bahwa kerjasama yang terjalin antara BSN dengan UNMAS diharapkan tidak hanya sampai saat ini saja, tetapi dapat terus berkembang seiring berjalannya waktu memberikan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan standardisasi di Indonesia. Acara ini diliput oleh Media Bali TV, Bali Post, dan Pos Bali.(KSDN-PKS)




­