Peran Standar Sebagai Keunggulan Kompetitif Dalam Inovasi

Standar dan paten dapat menjadi keunggulan kompetitif yang saling mendukung bagi hasil inovasi. Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya saat menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Penguatan Inovasi Nasional 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, di Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Bali, Senin (26/8/2019).

Bambang Prasetya menjelaskan, sejak awal suatu riset dikembangkan, peneliti dapat terlibat dalam perumusan standar yang terkait dengan penelitiannya. Saat riset telah menghasilkan suatu inovasi, hak paten akan memberikan perlindungan hukum atas penemuan atau ciptaan kepada penemunya. Di sisi lain, ketika standar yang terkait dengan riset telah ditetapkan, maka akan terbuka akses pasar sekaligus mengunci follower karena inovasinya pasti terus digunakan dalam penerapan standar tersebut.

Sementara itu, dalam proses riset, standar berperan dalam mengurangi biaya, menjamin interoperabilitas proses industri, meningkatkan kualitas, serta mengurangi risiko keselamatan dan kesehatan.  

Strategi standar dan paten ini akan memberikan nilai tambah terhadap hasil inovasi pada era kompetisi global saat ini.

Tampil juga sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, Ilham Habibie yang menyampaikan materi Lesson Leaned Alih Teknologi, Reverse Enginering dan Penguasaan Tenologi Kunci. Menurut Ilham, cepatnya disrupsi teknologi, telah membuka kesempatan baru memecahkan berbagai persoalan di berbagai sektor yang belum pernah terselesaikan. Sementara itu,
pembicara ketiga, CEO PT Zenith Allmart Precisindo, Allan Changrawinata menyampaikan materi Membangun Aliansi Strategis PT/Litbang dengan Industri dalam Pengembangan Inovasi.

Rakornas Penguatan Inovasi Nasional yang diselenggarakan pada 26-27 Agustus 2019 merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).(arf/ian)