Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Literasi Informasi Standardisasi untuk Sivitas UNS

  • Jumat, 12 Juli 2019
  • 3081 kali

Belum lama ini, tepatnya Rabu (10/07/2019) Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dalam rangka kerja sama tentang pembinaan dan pengembangan di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, melanjutkan kerja sama yang telah dirintis sejak tahun 2014. Salah satu poin utama dalam MoU tersebut adalah kegiatan pertukaran informasi standardisasi.

Menindaklanjuti MoU tersebut, BSN melalui Bagian Layanan Informasi dan Perpustakaan menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Diskusi dan Knowledge Sharing Peran Standardisasi dalam Peningkatan Mutu dan Daya Saing Bangsa melalui Sektor Pendidikan dan Bisnis” bekerjasama dengan UPT Perpustakaan UNS pada Kamis (11/07/2019) bertempat di ruang pertemuan Perpustakaan UNS.

Acara ini dihadiri oleh segenap sivitas akademis di lingkungan UNS, mulai dari dosen, mahasiswa, peneliti, pengelola laboratorium, pustakawan, pengelola SNI Corner dan juga dari pihak eksternal yaitu pembina UMKM Solo Raya, guru SMK, Dinas terkait dan pengelola perpustakaan mitra UNS. Acara ini menghadirkan narasumber diantaranya Dra. Sri Rahayu Safitri (BSN), Roni Zakari, MT (UNS) dan Minanuddin, M.Hum (BSN) serta dimoderatori oleh Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum (UNS).

Kiri-Kanan: Prof. Ahmad Yunus; Dra. Sri Rahayu Safitri, Roni Zakari, MT., Minanuddin, M.Hum., Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Prof. Ahmad Yunus, Wakil Rektor UNS Bidang Akademik yang berkenan membuka acara ini menyampaikan harapan-harapannya terkait tindak lanjut perpanjangan MoU yang telah dilaksanakan antara UNS dengan BSN.

“Kegiatan diskusi dan knowledge sharing ini sangat positif bagi kami di UNS yang notabene telah cukup lama, sejak 2014, menjadi mitra BSN dalam berbagai kegiatan standardisasi. Semoga para peserta bisa mengambil manfaat sebanyak-banyaknya terkait informasi standardisasi yang akan dipaparkan oleh para narasumber", papar Prof. Yunus dalam sambutannya.

Narasumber pertama, Sri Rahayu Safitri, konsultan di Layanan Informasi BSN, menyampaikan paparannya terkait perkembangan sistem standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia.

“Sistem standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK, -red) di Indonesia diperkuat dengan adanya Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang SPK. Sistem tersebut digambarkan dalam tiga loop besar yaitu kegiatan pengembangan standar, penerapan standar dan penilaian kesesuaian yang digerakkan oleh “roda gigi” kebijakan nasional SPK”, terang Sri Rahayu.

Roni Zakari, dosen di Program Studi Teknik Industri UNS, menyampaikan bahwa akademisi perlu berperan dalam kegiatan standardisasi yang dapat tercermin melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.

“Kerja sama kami di UNS dengan BSN selama ini memang cukup intens, mulai dari workshop peran akademisi dalam pengembangan standardiasi, distance learning kuliah penjaminan mutu, ToT dosen pengampu standardisasi, workshop ISO 17025 dan lain-lain. Saat ini kami pun sedang bekerjasama dengan BSN dalam hal riset pengembangan SNI baterai untuk kendaraan listrik,” ungkap Roni.

“Bicara tentang manfaat ekonomi dari implementasi SNI bagi pelaku usaha apalagi UMKM di Solo, menurut saya, SNI itu layaknya seperti pagar rumah. Kalau rumah tanpa pagar, jangan salahkan jika setiap orang bisa dengan mudah masuk rumah kita. Akan terlihat bedanya jika rumah kita berpagar, apalagi pagar berlapis, tentu tidak bisa sembarang orang bisa masuk rumah kita tanpa izin. Begitulah peran SNI yang seharusnya dalam konteks daya saing produk nasional di kancah perdagangan internasional”, lanjut Roni.

Kemudian Minanuddin, Kepala Bagian Layanan Informasi dan Perpustakaan BSN, menyampaikan paparannya mengenai standar sebagai referensi dalam pendidikan dan bisnis.

“Di kalangan akademisi, mahasiswa dan pakar, pemanfaatan standar lebih kepada referensi dalam kegiatan pendidikan, penelitian atau praktik di lab. Namun berdasarkan data pemanfaatan SNI dari tahun ke tahun, pengguna dari kalangan akademis ini termasuk masih sedikit, sekitar 10% dari total pemanfaat. Hal inilah yang sedang kami upayakan untuk dapat ditingkatkan, salah satunya melalui penyelenggaraan SNI Corner dan kegiatan-kegiatan pendukungnya seperti kegiatan literasi informasi standardisasi hari ini”, terang Minanuddin.

Di akhir acara, Muhammad Rohmadi selaku moderator menyampaikan bahwa kegiatan literasi informasi standardisasi dalam format seperti diskusi dan knowledge sharing ini sangat penting. Apalagi untuk sivitas akademis yang memang berkaitan langsung dengan standar-standar sebagai referensi ilmiahnya. Kemudian terkait optimalisasi SNI Corner yang telah ada di UNS ini, pustakawan juga sangat terbantu dengan adanya kegiatan literasi ini karena merekalah garda terdepan ketika ada pemustaka yang datang ke SNI Corner untuk mencari informasi standardisasi yang relevan dengan kebutuhannya. (LIP-HKLI)




­