Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Ban impor ilegal serbu Sumatra

  • Rabu, 02 Juni 2010
  • 1453 kali
Kliping Berita    
          
JAKARTA: Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menyatakan ratusan ribu ban mobil impor ilegal yang diduga dari China masuk ke wilayah Jambi, Sumatra Barat dan Riau, dan mendesak instansi terkait untuk bertindak tegas mengatasi masalah tersebut.

Ketua Umum APBI A.Azis Pane menuturkan laporan terbaru yang diterimanya pada hari ini mengungkapkan ratusan ribu ban ilegal tersebut menyerbu di tiga wilayah di Sumatra.

"Dugaan kami, ban-ban itu masuk melalui Padang atau Dumai, semuanya buatan China. Ukuran ban ilegal ini 750-16/16 PR dan 1000-20/20 PR, untuk kendaraan truk ringan dan truk serta bus. Bagaimana ini bisa masuk? Karena yang boleh beredar sesuai SNI ukurannya 14 PR. Nah, ini yang masuk ukurannya 16 PR, di luar standar SNI," kata Azis kepada Bisnis, kemarin.

Serbuan ban-ban impor ilegal ini, tegas Azis, sangat merugikan produk dalam negeri dan pasar domestik dikhawatirkan bakal anjlok mengingat harga ban ilegal tersebut dijual sekitar 30%-40% lebih murah dari ban lokal.

"Bisa habis kami. Ini merugikan sekali," ujarnya singkat. Terkait dengan kondisi tersebut, Azis kembali mendesak instansi terkait yakni Bea dan Cukai dan Direktorat Pengawasan Barang Beredar Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk turun ke lapangan memperketat pengawasan dan distribusi produk.

Desakan agar pemerintah memperketat pintu masuk produk ilegal dan memgawasi peredaran barang di pasar domestik telah disampaikan APBI pada April lalu, menyusul kekhawatiran dijadikannya Indonesia sebagai tempat pembuangan ban di bawah standar dari China. Kekhawatiran tersebut mencuat sebagai respons sejumlah pabrikan ban global membangun pabrik di China, seiring dengan pertumbuhan pasar mobil di negara tersebut mencapai 2,9 unit dalam 2 bulan pertama tahun ini.

Beberapa pabrikan ban itu di antaranya Michelin, Continental AG, Toyo Tire, Bridgestone, dan Yokohama.

Penjualan ban mobil di pasar Indonesia sepanjang 4 bulan terus menguat. Di segmen pasar pabrikan penjualan produk berbahan baku karet ini melonjak 67,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi sekurangnya 1,25 juta unit.

Pertumbuhan juga tercatat pada segmen pasar replacement pada catur wulan pertama tahun ini hingga 41,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi lebih dari 3,40 juta unit.

Oleh Siti Munawaroh
Sumber : Bisnis Indonesia, Rabu 2 Juni 2010, Hal. i1



­