Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Ribuan Tabung Gas 3 Kg tidak Layak Beredar

  • Senin, 05 Juli 2010
  • 1627 kali
Kliping Berita

Di Depok, Jawa Barat, puluhan tabung elpiji 3 kg yang rusak dan tidak layak pakai mulai disita tim gabungan.

PERNYATAAN aparat kepolisian bahwa ada sekitar 200 ribu tabung gas elpiji 3 kilogram (kg) tidak memenuhi standar beredar di masyarakat menemui kenyataan. Hasil inspeksi mendadak yang dilakukan tim di berbagai daerah menunjukkan hal itu.

Fakta tersebut sekaligus menguatkan hasil penelitian Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang menyebutkan 66% tabung gas 3 kg yang beredar tidak memenuhi standar. Ketidaksesuaian tersebut terdapat dalam katup tabung gas.

Di Wonogiri, Jawa Tengah, mi salnya, sedikitnya 1.000 tabung gas elpiji 3 kg tidak layak pakai ditemukan. Tabung-tabung itu tidak layak pakai karena karet tidak sempurna dan penyok.
Barang yang rusak itu kini ditumpuk di gudang Stasiun Pengisian Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) Kartika Darma, Ngadirojo, Wonogiri. "Sembari menunggu untuk dikembalikan ke produsen," ungkap pemimpin SPPBE Kartika Darma Arief Setyawan, kemarin.

Menurut Arief, banyaknya tabung gas 3 kg tidak layak pakai tersebut muncul bersamaan dengan kebijakan pemerintah yang memenangkan lelang tender sejumlah perusahaan tabung gas untuk mempercepat program konversi minyak tanah ke elpiji. Selain pengembalian tabung cacat produksi, SPPBE itu menerima pengembalian tabung rusak dari penjual sekitar 400 tabung.

Temuan serupa di Jawa Tengah terdapat di Demak, Kudus, Pati, dan Rembang. Di sejumlah wilayah tersebut hampir setiap hari ditemukan tabung gas 3 kg beserta aksesori yang rusak.

Setiap hari, puluhan agen terpaksa mengembalikan tabung tersebut kepada penyalur. "Hampir tiap hari belasan tabung gas 3 kg kita kembalikan ke penyalur karena rusak dan bocor. Sebagian besar karena karet pengaman sudah aus, tapi tetap terpasang," kata Aryani, agen gas di Jl Tondonegoro, Pati. Disita Di Depok, Jawa Barat, puluhan tabung elpiji 3 kg yang rusak dan tidak layak pakai disita tim gabungan yang menggelar sidak di beberapa agen dan pe nyalur tabung gas, kemarin. "Ini kami lakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah 59/2001 tentang Perlindungan Konsumen Barang dan Jasa," kata Kepala Bidang Kemetrologian dan Perlindungan Konsumen Disperindag Depok Diarmansyah seusai merazia gudang penyalur tabung gas di Cimanggis, Depok, kemarin.

Razia melibatkan kepolisian, Dinas Koperasi dan UKM, serta sejumlah LSM.

Pemerintah mulai menyediakan aksesori tabung elpiji 3 kg pengganti komponen yang rusak, besok, untuk Jakarta dan Jawa Barat. Namun, aksesori tersebut harus dibeli dengan harga pabrik Rp45.209 untuk slang, katup, dan regulator.

Ketua YLKI Tulus Abadi menilai mestinya penerima program konversi tidak usah membeli komponen tersebut. "Kecelakaan ini terjadi karena sosialisasi dan pengawasan minim. Jadi, mestinya digratiskan."

Sementara itu, ledakan akibat bocornya aksesori gas elpiji 3 kg terus terjadi. Kemarin, tiga warga Kenayan, Tulungagung, Jawa Timur, harus dirawat di RSUD dr Iskak karena luka bakar. (KG/AS/LN/BN/X-7)

widjajadi@mediaindonesia.com

Sumber : Media Indonesia, Senin 5 Juli 2010, hal. 1.

 




­