- A
- A
Kliping Berita
Jakarta (Citra Indonesia): Di China tidak ada praktek jual-beli standar produk industri seperti (SNI). Artinya tidak seperti di Indonesia. Di Indonesia, pengurusannya bertele-tele. Makanya perdagangan Indonesia devisit dari China.
“Di China tidak ada orang jual- beli SNI. Makanya mereka menang dari kita,” tegas Natsir Mansur, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Natsir Mansyur yang ditemui wartawan saat mengikuti acara diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (23/4/2011).
Pernyataan Natsir Mansur itu mengingatkan kita kepada nasib sejumlah pengusaha lokal dan asing yang kesulitan mengurus SNI. Besaran biaya per kategorinya seperti produk usaha besar, menengah dan kecil, tidak dipublis secara transparan.
Akibatnya muncullah percaloan SNI di instansi terkait. Dan sudah banyak memakan korban, umumnya kalangan pengusaha yang tertipu daya oleh oknum calo-calo SNI tadi.
Bahkan seorang pengusaha Korea Selatan (importir semen putih), sempat jatuh sakit, strest, dan balik ke negaranya karena kecewa mengurus SNI di Indonesia. Di mana ia menguras koceknya hingga Rp70 juta rupiah untuk mengurus SNI.
Tunggu- punya tunggu SNI dimaksud tak kunjung terbit. Alhasil puluhan ribu ton semen putih yang diimpornya dari China dan tersimpan di gudang, akhirnya disita instansi terkait karena SNI yang diurusnya takkunjung terbit meski sudah diproses hampir satu tahun lamanya.Ini salah satu contoh realitas.
Untuk itulah, Natsir Mansur meminta instansi pemerintah memberikan kemudahan bagi pengusaha agar ke depan bisa bahu- membahu mendorong daya saing dan pertumbuhan industri demi mengurangi angka devisit perdagangan Indonesia dengan China. Terlebih angka devisitnya luar biasa besar.
“Defisit perdagangan Indonesia- China tahun 2010 sebesar US$5,6 miliar. Itu karena mereka (China) unggul di segala bidang komparatif. Jadi, wajar jika kita kalah dari China,” kata Natsir Mansur. (friz)
Sumber : CitraIndonesia.com, Sabtu 23 April 2011
Link : http://citraindonesia.com/china-tidak-ada-jualbeli-standar/
Jakarta (Citra Indonesia): Di China tidak ada praktek jual-beli standar produk industri seperti (SNI). Artinya tidak seperti di Indonesia. Di Indonesia, pengurusannya bertele-tele. Makanya perdagangan Indonesia devisit dari China.
“Di China tidak ada orang jual- beli SNI. Makanya mereka menang dari kita,” tegas Natsir Mansur, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Natsir Mansyur yang ditemui wartawan saat mengikuti acara diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (23/4/2011).
Pernyataan Natsir Mansur itu mengingatkan kita kepada nasib sejumlah pengusaha lokal dan asing yang kesulitan mengurus SNI. Besaran biaya per kategorinya seperti produk usaha besar, menengah dan kecil, tidak dipublis secara transparan.
Akibatnya muncullah percaloan SNI di instansi terkait. Dan sudah banyak memakan korban, umumnya kalangan pengusaha yang tertipu daya oleh oknum calo-calo SNI tadi.
Bahkan seorang pengusaha Korea Selatan (importir semen putih), sempat jatuh sakit, strest, dan balik ke negaranya karena kecewa mengurus SNI di Indonesia. Di mana ia menguras koceknya hingga Rp70 juta rupiah untuk mengurus SNI.
Tunggu- punya tunggu SNI dimaksud tak kunjung terbit. Alhasil puluhan ribu ton semen putih yang diimpornya dari China dan tersimpan di gudang, akhirnya disita instansi terkait karena SNI yang diurusnya takkunjung terbit meski sudah diproses hampir satu tahun lamanya.Ini salah satu contoh realitas.
Untuk itulah, Natsir Mansur meminta instansi pemerintah memberikan kemudahan bagi pengusaha agar ke depan bisa bahu- membahu mendorong daya saing dan pertumbuhan industri demi mengurangi angka devisit perdagangan Indonesia dengan China. Terlebih angka devisitnya luar biasa besar.
“Defisit perdagangan Indonesia- China tahun 2010 sebesar US$5,6 miliar. Itu karena mereka (China) unggul di segala bidang komparatif. Jadi, wajar jika kita kalah dari China,” kata Natsir Mansur. (friz)
Sumber : CitraIndonesia.com, Sabtu 23 April 2011
Link : http://citraindonesia.com/china-tidak-ada-jualbeli-standar/
Pertanyaan Umum
-
1 Kam, 25 Apr 2024 SIARAN PERS: BSN Dukung Implementasi SPBE Melalui Layanan Akreditasi
-
2 -
3 -
4 Sel, 26 Mar 2024 SIARAN PERS: BSN: Standardisasi Berikan Dampak Ekonomi di Indonesia
