Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Bisnis Ekspedisi Nasional Harus Sesuai Standar Internasional

  • Kamis, 12 Maret 2009
  • 3360 kali

Kliping Berita :

Industri forwarder dan ekspedisi nasional harus memiliki standarisasi sistem sesuai dengan ketentuan internasional. Dengan standarisasi ini, industri forwarder dan ekspedisi nasional bisa menjalin jaringan dengan industri di luar negeri.
Demikian disampaikan Wapres Jusuf Kalla  dalam pembukaan Munar IV Gabungan Forwarder & Ekspedisi Seluruh Indonesia (GAFEKSI) di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (3/3/2009).

"Ekspedisi sekarang ini tidak sama dengan dulu, banyak yang berubah. Harus terjadi standarisasi sistem, networking internasional. Kalau tidak bisa capai itu, tidak bisa bekerja secara luas," katanya. Ia menjelaskan, banyak pengusaha yang kini menerapkan perubahan-perubahan dalam aktivitasnya. Jika dulu banyak yang menggunakan perkapalan secara konvensional, kini beralih pakai kontainer. Jika dulu banyak yang menggunakan administrasi (paper), kini banyak yang beralih ke paperless administration.

"Karena itu pengusaha tidak bisa lagi berpikir sepotong-potong tapi harus door to door. Bagaimana ekspedisi jadi global, harus punya networking," katanya. Ia juga menegaskan bahwa peningkatan jaringan juga harus disertai dengan peningkatan kemampuan, mutu, biaya dan waktu. Semua itu harus ada benchmarking.

"Untuk tingkatkan mutu bisa dengan ISO system. Untuk standaraisasi harus ada benchmarking, waktu dan biaya. Tanpa itu sistem ekspedisi kita akan ketinggalan. Seperti dengan Singapura yang bisa 1 atau 2 hari. Itu tanggungjawab value added ekspedisi," katanya. Meski begitu, ia mengakui infrastruktur nasional masih banyak yang harus ditingkatkan untuk mendukung industri forwarder dan ekspedisi ini.

"Kalau infrastruktur nasional, kita sadar kita kurang pelabuhan yang baik, jalan raya dan intermoda kereta api dan pesawat terbang. Ekspedisi harus dengan infrastruktur yang baik," jelasnya. Semua hal tersebut perlu diperhatikan untuk meningkatkan industri nasional. Bagaimanapun, Indonesia sesungguhnya memiliki peluang yang lebih besar untuk mengambil kesempatan dalam masa krisis seperti sekarang.

"Peluang bagi perusahaan forwader, Indonesia jauh lebih beruntung dari Singapura dan Malaysia. Ekspor Singapura turun dan nggak ada bantalan karena penduduknya cuma 4 juta. Penduduk kita 320 juta orang sehingga ada pasar domestik yang cukup. Jadi kita harus belajar memperbaiki sistem dan networking," ujarnya.

Sementara Ketua GAFEKSI Masli Mulia menjelaskan, pemain domestik di industri ini biasanya masih didominasi oleh agen-agen pemain kelas dunia. "Dalam dunia global logistic service provider pemain domestik masih jadi agen pemain dunia. Kita harapkan pemerintah lakukan upaya untuk perbaiki itu, membuat kebijakan yang mendukung agar dapat menghindari kendala-kendala dan dapat bertahan. Membuat payung hukum yang jelas, perizinan infrastruktur dan birokrasi," katanya. (lih/ir)


Sumber : detikFinance
Selasa, 03/03/2009




­