Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Delegasi Indonesia hadiri Pertemuan ke - 19 ACCSQ PFPWG

  • Jumat, 12 September 2014
  • 1508 kali

Indonesia kembali mengirimkan delegasinya dalam rangkaianpertemuan ke 19th  ASEAN Consultative Committee on Standard and Quality-Prepared Foodstuff Product Working Group (ACCSQ-PFPWG) yang telah diadakan di Yangon, Myanmar pada tanggal 1-4 september 2014. Delegasi RI dipimpin oleh Faiz Achmad, Direktur Industri Minuman dan Tembakau, Ditjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian, selaku Koordinator Sektor untuk ACCSQ PFPWG Indonesia,dengan didampingi anggota delegasi yang merupakan perwakilan dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), dan Observer dari Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI).Delegasi dari BSN diwakili oleh Ika Rahayu (Pusat Kerjasama Standardisasi) selaku Sekretaris ACCSQ PFPWG.Rangkaian pertemuan ke 19 ACCSQ PFPWGyang di laksanakan di Hotel Kandawgyi, Yangon, Myanmar, dibuka secara resmi oleh H.E. Dr. Win Myint, Deputy Minister for Health, Myanmar.Adapun rangkaian pertemuan ke 19 ACCSQ Prepared Foodstuff Product Working Group adalah sebagai berikut :

 

1)    Pertemuan ke 11 Task Force on Harmonization of Prepared Foodstuff Standards Meeting (TF HPFS). Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 1 September 2014 dipimpin oleh Prof. Dr. Atih Surjati Herman, Indonesia dan dihadiri oleh perwakilan dari Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapura, Thailand dan ASEAN Secretariat.Pertemuan membahas kelanjutan identifikasi untuk produk-produk pangan olahan yang memungkinkan untuk diharmonisasi, dimana dalam agenda tersebut dibahas mengenai kemungkinan harmonisasi persyaratan Bahan Tambahan Pangan (BTP), persyaratan cemaran logam berat, persyaratan kemasan pangan dan kemungkinan harmonisasi standar lainnya. Task Force ini juga telah memfinalisasikan daftar maximum level untuk food additive pada produk pangan olahan dan telah menyepakati perpanjangan term of officehingga tahun 2015, dengan diketuai oleh Indonesia dan wakil ketua oleh Lao PDR.

 

2)    Pertemuan ke 5 ASEAN Food Testing Laboratories Committee (AFTLC) Meeting, pada 1-2 September 2014dihadiri oleh perwakilan dari Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, Viet Nam dan ASEAN Secretariat. Dalam pembahasan mengenai definisi untuk Bahan Tambahan Pangan (BTP), pertemuan mencatat bahwa lingkup pengujian BTP yang dilarang, tidak dapat dimasukan dalam daftar lingkup pengujian ASEAN Food Refference Laboratory (AFRL) untuk BTP, sehingga lingkup pengujian AFRL untuk BTP hanya meliputi BTP yang diijinkandari jenis BTP yang diusulkan antara lain : pewarna sintetik, pemanis, pengawet dan anti oksidan. Selain itu,Pertemuanjuga telah menyetujui 3 (tiga) AFRLsbaru untuk Food Additives (PPOMN-BPOM, Indonesia), Food Contact Materials (Thailand) dan Environmental Contaminants (Singapura). Disampaikan pula oleh ASEAN Sekretariat bahwa Dokumen Guideline on ASEAN Food Reference Laboratories telah di setujui oleh ACCSQ dan selanjutnya akan dimintakan pengesahan ke SEOM. 

 

3)    Pertemuan ke 8 Task Force on Development of Mutual Recognition Arrangements (TF MRA) forPrepared Foodstuff, pada 2 September 2014 dihadiri oleh delegasi Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Thailand, serta perwakilan dari Sekretariat ASEAN. Pertemuan membahas secara intensif draft ke 4 ASEAN MRA for Inspection and Certification Systems on Food Hygiene for Prepared Foodstuff Product, khususnya untuk kata  [produced and/or traded]pada artikel 4 para 1 : Scope and Coverage. Indonesia menyampaikan posisi bahwa ruang lingkup MRA untuk produk pangan olahan hanya untuk yang diproduksi dan diperdagangkan di wilayah ASEAN (produced and traded). Indonesia mempertahanan penggunaan kalimat tersebut dengan mempertimbangkan bahwa tujuan ASEAN adalah sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi yang didasari oleh free flow of goods. Sementara itu,9 (Sembilan) negara anggota ASEAN sepakat untuk menggunakan kalimat produced and/or tradeddengan alasan tidak semua negara memproduksi pangan olahan dan didasarkan pada pertimbangan bahwa tujuan MRA adalah untuk saling pengakuan sistem inspeksi dan sertifikasi impor dan ekspor untuk pangan olahan.Pertemuanmeminta Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya untuk melakukan national consultation terhadap draft MRA tersebut untuk kemudian disampaikan hasilnya pada Pertemuan PFPWG selanjutnya. TF MRA juga telah merevisi kembali timeline untuk finalisasi draft MRA dan menyetujui untuk menginisiasi penyusunan TOR untuk Joint Sectoral Committee secara pararel dengan finalisasi draft MRA

 

4)    Pertemuan Plenary ACCSQ PFPWG pada 3-4 September 2014 dipimpin oleh Tetty H. Sihombing, Indonesia dan dihadiri oleh perwakilan dari seluruh negara anggota ASEAN dan ASEAN Sekretariat. Pertemuan mendengarkan dan menyetujui laporan yang disampaikan oleh setiap Task Force yang ada dalam PFPWG. Pertemuan juga telah mensahkan beberapa dokumen yang telah difinalisasi dalam workshop yang telah diadakan pada 14-15 Juli 2014, antara lain : (i) ASEAN Principles and Guidelines for National Food Control Systems (CAC/GL 82 MOD); (ii) ASEAN General Principles of Food Hygiene (CAC/RCP 1 - 1969, Rev.4 MOD); (iii) ASEAN Principles for Food Import and Export Inspection and Certification  (CAC/GL 20 MOD); (iv) ASEAN Guidelines for the Design, Operation, Assessment and Accreditation of Food Import and Export Inspection and Certification Systems (CAC/GL 26 MOD); (v) ASEAN Guidelines for Food Import Control Systems (CAC/GL 47 MOD).

 

Pertemuan juga membahas perkembangan terkini terhadap recent development on economic integration initiatives in ASEAN, Exchange information on existing standard, Tecnical regulation and Conformity Assessment Procedures among member states, Technical Infrastructure for Food Safety in ASEAN, Updates on Progress made in the ASEAN Bodies related to Agro Based Sector, Technicall Assisstance for The Integration of Prepared Foodstuff, AFBA dan AEC Scorecard

Rangkaian pertemuan PFPWG selanjutnya akan diadakan pada tanggal 24-27 Februari 2015 di Thailand. (PKS)




­