Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Komunitas Pembina UKM, Penggerak Penerap SNI Ujung Tombak Menghadapi KEA 2015

  • Senin, 13 Oktober 2014
  • 1142 kali

Jumat, 10 Oktober 2014 bertempat di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, diadakan pertemuan terkait peran stakeholder dalam peningkatan daya saing UMKM melalui penerapan SNI. Dihadiri oleh Disperindag Jawa Barat, Komunitas Tangan Di Atas (TDA), Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK), dan Masyarakat Standardisasi (MASTAN) DPW Jawa Barat.

 

 

Selaku tuan rumah, Ferry Sofwan-Kepala Disperindag Jabar yang merupakan Dewan Pengarah MASTAN DPW Jabar menyambut baik inisiasi para stakeholder untuk membuat program yang sinergis untuk peningkatan produktivitas UKM khususnya di wilayah Jabar. Ferry mengharapkan hasil dari pertemuan ini dapat ditindaklanjuti dan dilakukan secara kontinuitas. Hal ini sangat diperlukan untuk mempersiapkan para pelaku UKM khususnya wilayah Jawa Barat untuk menghadapi Komunitas Ekonomi Asean (KEA) 2015.

 

Mengawali kegiatan ini yang merupakan inisiasi dari BSN dan MASTAN Jabar,  Muti Sophira – Kasubid. Partisipasi Masyarakat BSN yang memaparkan mengenai skema kerjasama Peningkatan peran stakeholder sebagai penggerak Penerapan SNI. BSN selaku lembaga pemerintah yang diberi mandat untuk mengembangkan standardisasi di Indonesia, diberi legitimasi hukum melalui UU Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (UU SPK no 20 tahun 2014) untuk mendorong stakeholder meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan standardisasi.

 

Jawa Barat khususnya di kota Bandung cukup dikenal mempunyai jumlah pengusaha UKM yang cukup banyak, maka dari itu perlu dilakukan sebuah program yang saling bersinergi antara BSN, Pemerintah Daerah, MASTAN, dan Komunitas Pembina UKM. Tisyo Haryono – selaku DPN MASTAN Indonesia mengharapkan partisipasi dan koordinasi dari masing masing stakeholder untuk mensukseskan program ini. Nugraha Juli Wahana selaku pengurus DPW MASTAN Jawa Barat juga memaparkan mengenai program kerja yang telah dilakukan selama ini untuk meningkatkan daya saing UKM melalui kegiatan sosialisasi maupun workshop standardisasi.

 

 

Program ini tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh komunitas masyarakat yang peduli akan peningkatan daya saing UKM seperti Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) yang diwakili oleh Cecep Kadir Jaelani. PUPUK ialah sebuah lembaga nirlaba dan mandiri, yang bergerak dibidang pengembangan usaha kecil, yang didirikan untuk menjawab perlunya sebuah kegiatan pengembangan usaha kecil yang terintegrasi disemua lini ekonomi. Cecep mengatakan bahwa sebagai komunitas yang peduli akan usaha kecil siap untuk menjadi komunitas penggerak penerap SNI.

 

Dari sisi pengusahanya sendiri, Ade Wahyudi selaku Ketua TDA Bandung sangat mengapresiasi program ini. Karena selama ini TDA yang terdiri dari para pengusaha khususnya pengusaha kecil sangat minim pengetahuan terhadap standardisasi. Ade akan menggerakkan anggotanya untuk bersama sama meningkatkan daya saing UKM melalui penerapan SNI. Menghadapi pasar bebas nanti UKM harus disiapkan dari sisi produksi maupun manajemen mutunya. (d’art)




­