Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kuliah Sistem Manajemen Kualitas ITB

  • Kamis, 02 April 2015
  • 1100 kali

Kualitas atau mutu merupakan tujuan akhir yan ingin dicapai oleh sebuah organisasi melalui produknya. Kualitas produk inilah yang dapat mencerminkan bagaimana kepuasan pelanggan ketika menggunakan produk tersebut. Menurut Prof. Dradjad Irianto, Dosen Pengampu Mata Kuliah Sistem Manajemen Kualitas Fakultas Teknologi Industri ITB, dalam paparannya di pertemuan ke-6 mata kuliah tersebut tanggal 31 Maret 2015, bahwa mutu sebagai sebuah variabel ditentukan oleh proses yang dilakukan untuk mencapai mutu tersebut. Mutu nantinya yang akan menjadi sebuah pertanyaan apakah telah memenuhi standar sebagai persyaratan minimum. Banyaknya proses serta tingginya mutu yang dihasilkan sebagai value added dari proses inilah yang akan mempengaruhi harga sebuah produk. Ketiga komponen tersebut, yaitu proses, mutu, dan harga yang kemudian akan mempengaruhi kepuasan pelanggan sebagai sebuah variabel bebas.


Dalam paparannya tersebut, Prof. Dradjad juga menghimbau kepada para mahasiswanya, ketika mengambil objek riset di sebuah organisasi atau perusahaan, hendaknya memilih perusahaan yang memang belum mampu menghasilkan produk yang sesuai standar, artinya produk tersebut belum memenuhi standar minimum mutunya yang ditinjau dari berbagai aspek, terutama dari aspek K3L. Saat ini mahasiswa cenderung lebih memilih melakukan praktek atau riset di perusahaan besar dan ternama yang telah mampu menghasilkan produk berstandar tinggi. Padahal seharusnya di perusahaan kecillah kemampuan mahasiswa sangat diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memperbaiki proses yang ada didalamnya, sehingga dapat menciptakan banyak value added pada produk yang dihasilkan.


Sebelum mata kuliah kali ini dilaksanakan, BSN melakukan survey sederhana terhadap para mahasiswa. Dalam mata kuliah yang diikuti oleh 17 mahasiswa yang berasal dari latar belakang S1, S2 dan S3 tersebut, BSN menangkap beberapa masukan penting, terutama terkait dengan referensi standardisasi yang menurut mahasiswa masih minim dan sulit didapatkan. Oleh karena itu, Andry R. Prihikmat selaku Kepala Bidang Diklat Standardisasi menyampaikan kepada mahasiswa di akhir sesi perkuliahan bahwa saat ini BSN telah memberikan kemudahan bagi mahasiswa yang membutuhkan referensi tersebut dengan beberapa flipbook referensi standardisasi yang dapat diakses di http://bsn.go.id melalui smartphone masing-masing.

Kuliah kemudian ditutup dengan sebuah closing statement oleh Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi, Dewi Odjar Ratna Komala. Dewi menyampaikan kebahagiannya bahwa dengan teknologi yang sangat maju saat ini, kedepannya pengetahuan dan informasi tentang pentingnya standardisasi dapat dengan mudah diakses oleh setiap orang. Hal ini merupakan modal berharga yang harus terus dikembangkan, karena saat era pasar bebas ASEAN yang tidak lama lagi akan segera diresmikan, Indonesia tentunya sangat membutuhkan banyak SDM yang memiliki kompetensi di bidang standardisasi. Diharapkan Perguruan Tinggi dapat mengambil peran dalam memenuhi
kompetensi tersebut. (diklat)




­