Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Dukung Penyelenggaraan IOF 2018, BSN Tegaskan Pentingnya Penerapan SNI ISO 26000:2013

  • Selasa, 28 Agustus 2018
  • 3153 kali

Penerapan SNI ISO 26000:2013 tentang tanggung jawab sosial merupakan bukti kepedulian perusahaan dalam menyikapi isu-isu global. Dengan menerapkan standar ini, perusahaan pun akan terdorong untuk menerapkan kinerja ekselen berkelanjutan.

 

Panduan ISO 26000 tentang Tanggung Jawab Sosial adalah Standar Internasional yang menawarkan panduan tentang tanggung jawab sosial untuk semua jenis organisasi: bagaimana berkontribusi terhadap pembangunan lingkungan, sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. 400+ rekomendasi dikembangkan oleh lebih dari 450 ahli dari 100 negara dan 40 organisasi internasional - konsultasi pemangku kepentingan terbesar dalam sejarah ISO - dan ISO 26000 telah dipublikasikan pada tahun 2010.  

 

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya mengungkapkan, ISO 26000:2010 telah diadopsi oleh Indonesia dengan metode republikasi-reprint menjadi SNI ISO 26000:2013. "Saat ini, status penerjemahan SNI ISO 26000:2013 dengan metode rep-rep telah diusulkan sebagai PNPS tahun 2017 untuk diterjemahkan oleh Komite Teknis 03-02 Sistem Manajemen Mutu," ujar Bambang saat launching Internasional Open Forum (IOF) on ISO 26000 and CSR di Hotel Aston, Jakarta, pada Selasa (28/8/18).   Bambang pun menjelaskan bahwa SNI ISO 26000:2013 tidak dipergunakan untuk sertifikasi. "Self-declaration ini tidak sama dengan tersertifikasi berdasarkan standar ISO, karena sertifikasi memerlukan audit pihak ketiga oleh lembaga sertifikasi/perusahaan yang terakreditasi oleh lembaga akreditasi nasional (Komite Akreditasi Nasional/KAN) sedangkan self declaration tidak perlu," ujar Bambang.  

 

Walaupun tidak memerlukan audit dari piihak ketiga yang terakreditasi KAN, perusahaan/organisasi yang menerapkan SNI ISO 26000:2013 tetap harus menjelaskan bagaimana mereka telah menggunakan  rekomendasi yang tertuang dalam SNI ISO 26000:2013. "Apabila organisasi ingin membuktikan performansinya dalam kriteria tertentu, mereka harus menggunakan tools/standard yang berisikan persyaratan. Individu organisasi dapat menggunakan dokumen apapun termasuk SNI ISO 26000:2013, dan memformulasikan persyaratannya sendiri," jelas Bambang. Kemudian, lanjut Bambang, organisasi dapat menggunakan audit/verifikasi kesesuaian terhadap persyaratan tersebut, dan mengkomunikasikan hasilnya ke pemangku kepentingan.  

 

Selama 8 tahun terakhir ISO 26000 telah digunakan dalam banyak cara dan Organisasi Pasca Publikasi / PPO ISO 26000 (central secretariat Geneva dan juga SIS Swedia, ABNT Brasil) selalu bertemu dengan kelompok penasihat pemangku kepentingan untuk membahas perkembangan terbaru seputar ISO 26000 dan tanggung jawab sosial.   Diinisiasi oleh PPO SAG expert Indonesia, tahun ini Internasional Open Forum (IOF) akan berlangsung di Bali, 29-30 Oktober 2018, dan akan dilanjutkan dengan berbagai international training workshop on ISO 26000 SR untuk penguatan CSR, dan ISO 20400 Sustainable Procurement -  untuk penguatan nilai  dan manajemen pengadaan).  

 

CFCD (Corporate Forum for Community Development) bekerja sama dengan BSN dan  didukung oleh perusahaan BUMN, swasta nasional dan multi-nasional, lembaga pemerintah dan non pemerintah lainnya, akan melaksanakan IOF 2018 dengan tema “Menuju Keberlanjutan Dunia dalam Keunggulan" (“Towards  World Sustainability in Excellence”) yang akan dihadiri oleh sekitar 20 Negara dari benua Eropa, America, Latin America dan Asia. "12 negara yang sudah menyatakan hadir antara lain Belanda, Austria, Swedia, Germany, Italy, USA, Brazil, Jepang, Bahrain, China, India dan Malaysia," ujar ISO 26000 - PPO SAG, Suharman Noerman.   

 

Sebagai forum bertukar informasi dan inspirasi, serta menginformasikan hasil-hasil pertemuan ahli PPO, IOF yang direncanakan untuk 2 hari penuh,  terbuka untuk public, berfokus pada contoh-contoh langsung tentang bagaimana ISO 26000 telah digunakan di seluruh dunia, dan bagaimana gerakan global menuju tanggung jawab sosial dan pembangunan berkelanjutan (dalam spirit dan tema Toward Worlds Ssutainability in Excellence)  mengalami kemajuan. Pengadaan Berkelanjutan ISO 20400 juga akan disajikan serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, semua dalam konteks Pedoman ISO 26000 tentang Tanggung Jawab Sosial.  

 

11 expert dalam tanggung jawab sosial dari beberapa Negara, 7 CEO  dari berbagai perusahaan BUMN, Swasta nasional dan Multi-Nasional, beberapa Perguruan Tinggi, aktivis NGO nasional dan internasial, Lemabaga  Kementrian Terkait serta Komisi Terkait DPR, tokoh masyakat sipil dan jurnalis dari berbagai unsur Media akan dilibatkan dalam dialog IOF 2016 ini.  

 

"Ini momen yg baik yg dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dan organisasi utk memperoleh best practice penerapan CSR dari pakar internasional," ujar Bambang. (ald-Humas)




­