Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pendidikan Standardisasi: Investasi Untuk Masa Depan

  • Jumat, 21 September 2018
  • 2828 kali

Berdasarkan publikasi tahun 2008 dari center for global standard analysis, 80% perdagangan di-drive melalui standardisasi dan regulasi teknis. Hal ini memicu perkembangan pendidikan standardisasi, baik pendidikan standardisasi setelah pendidikan formal maupun dalam pendidikan formal. Bahkan, World Trade Organization (WTO) merekomendasikan adanya pendidikan standardisasi di dalam pendidikan formal. Badan Standardisasi Nasional (BSN) pun mendukung adanya pendidikan standardisasi melalui pendidikan formal.

 

“Yang penting forum ini adalah literasi standardisasi. Kita akan bicara strateginya ketika pendidikan standardisasi dimasukkan di dalam pendidikan formal,” ujar Kepala BSN, Bambang Prasetya saat membuka Workshop Strategi Nasional Pengembangan Pendidikan Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) di Hotel Sari Pacific, Jakarta, pada Rabu (19/9). Workshop ini menghadirkan Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Rina Indiastuti; Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Haris Munandar N; Ketua Forum Pendidikan Standardisasi Indonesia (FORSTAN), Bambang Purwanggono; serta Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN, Zakiyah. (materi workshop dapat diunduh di http://bit.ly/BSN091918)

 

Untuk mengembangkan pendidikan standardisasi, BSN pun bersinergi dengan kementerian, industri, pendidikan tinggi, serta stakeholder terkait. Salah satu wujudnya, dalam pembukaan workshop ini dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara BSN dengan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, serta Universitas YARSI dalam rangkaian acara Workshop Strategi Nasional Pengembangan Pendidikan Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK).

 

Dalam kesempatan ini, dilakukan juga pemberian akses SNI kepada Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia secara simbolis oleh Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi BSN, Y Kristianto Widiwardhono.

 

Memasuki era industri 4.0, peranan standardisasi di bangku kuliah sangatlah penting. “Era industri 4.0 merupakan era dimana produksi ada di mana-mana. Hal ini membutuhkan interoperability, dan tentu akan terkait dengan penerapan standar. Untuk itu, pengenalan standardisasi sejak dini sangat penting” tegas Bambang. Bambang pun berharap, sinergi ini dapat memperkuat pendidikan di bidang standardisai dan penilaian kesesuaian. (ald-Humas)




­