Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Jatim Tambah Lagi 40 Desa Tangguh Bencana

  • Kamis, 30 Januari 2020
  • 4064 kali

 

Surabaya. Wilayah selatan di Jawa Timur, sangat rawan terjadi bencana alam. Dikarenakan wilayah tersebut dilalui dua lempeng besar yaitu Indo-Australia dan Eurosia. Karenanya, masyarakat di daerah ini harus membiasakan diri dengan bencana dan tidak menganggap bencana sebagai musibah. Diperlukan sebuah pemahaman dan sistem tentang kebencanaan untuk meminimalisir berjatuhnya korban jiwa.

 

Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Pinky Hiddayati, menjelaskan awal tahun 2020, BPBD telah menyiapsiagakan aggotanya di seluruh kabupaten dan kota se-Jawa Timur untuk Siaga Bencana Hidrometeorologi (Gerakan tanah/tanah longsor, banjir, angin kencang, angin puting beliung, dan rob). "Kami telah melakukan koordinasi kepada seluruh BPBD se-Jatim untuk mengantisipasi bencana tersebut" ujar Pinky. (Kamis, 30/1/2020)

 

Sebagai langkah antisipatif terhadap bencana alam, diperlukan pemahaman masyarakat tentang SNI 8357:2017 Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana (Destana). Penerapan SNI ini diharapkan sebagai upaya pengelolaan risiko bencana dapat secara nyata berkontribusi dalam penurunan risiko bencana termasuk dampak perubahan iklim melalui pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan dengan pelibatan langsung masyarakat termasuk di dalamnya kelompok rentan dan kelompok marginal lainnya.

 

Hingga saat ini, BPBD Jatim telah membentuk Desa Tangguh Bencana sejumlah 616 desa/kelurahan. Dengan rincian tingkat Pratama sebanyak 529 desa/kelurahan, tingkat Madya sebanyak 52 desa/kelurahan, dan tingkat Utama sebanyak 31 desa/kelurahan. 

 

“Kami sangat mendukung dan mendorong penerapan SNI Destana ini di wilayah Jatim.” tegas Pinky. Kedepannya, BPBD Jatim dan KLT BSN Surabaya bersama-sama untuk mensosialisasikan SNI Destana ke 40 desa yang berada di kawan rawan bencana di 35 kabupaten/kota se-Jawa Timur. Kegiatan ini nantinya melibatkan seluruh masyarakat desa untuk dilakukan penilaian awal terhadap persyaratan dari SNI Destana dan menyampaikan hasil tersebut sebagai rekomendasi kegiatan pengurangan risiko bencana. (rmy/klt_sby)




­