Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Industri Karet Sumsel Siap Tingkatkan Kualitas dan Daya Saing

  • Kamis, 13 Februari 2020
  • 2473 kali

Pulau Sumatera selain lumbung energi (kaya migas) dan pangan juga lumbung sumber bahan baku (SDA), termasuk untuk karet alam. Indonesia adalah penghasil karet alam terbesar ke-2 dengan kapasitas 3,2 juta ton per tahun, dimana 2,4 juta ton per tahun (75%) dihasilkan dari Pulau Sumatera.

 

Karet alam Indonesia 95%-nya diekspor dengan nilai USD 3,95 milyar per tahun. Dengan angka ini sektor karet menjadi penghasil devisa terbesar ke-5, selain penghasil devisa sektor karet juga penyerap jutaan tenaga kerja.

 

Sumsel sendiri penghasil karet terbesar nasional 1,06 juta ton per tahun (37% nasional) pada luasan areal sebesar 850,9 ribu hektar (90% perkebunan rakyat yang dikelola oleh 1-1,5 juta petani).

 

Di tengah kondisi perang dagang RRT dan AS ditambah lagi dengan pukulan virus Corona (Covid-19) di RRT menjadikan harga karet turun karena permintaan menurun. Ini menjadi pukulan telak bagi sektor karet, mengingat RRT adalah negara penyerap terbesar karet RI.

 

Demikian disampaikan Alex Kurniawan Edy, Ketua Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) Cabang Sumsel saat memberikan sambutan di acara kegiatan sosialisasi standardisasi dan regulasi karet terkini di tingkat nasional dan internasional (12/02) di Kantor Gapkindo Sumsel di Palembang.

 

Hadir 40 peserta yang merupakan perwakilan dari 31 anggota Gapkindo Sumsel, Dinas Perkebunan Sumsel, Dinas Perdagangan Sumsel, Dinas Perindustrian Sumsel, Baristand Palembang dan DPW MASTAN Sumsel.

 

Alex menambahkan bahwa kepercayaan buyer menjadi sangat penting di tengah permintaan dan harga karet yang terus menurun. Menurutnya meningkatkan kualitaslah kuncinya. Alatnya adalah dengan penerapan standar, diantaranya SNI ISO/IEC 17025 untuk Lab QC internal perusahaan dan SNI ISO 45001 (Sistem Manajemen K3) untuk meningkatkan kinerja K3 dengan efisiensi optimal.

 

Sehingga di satu sisi kualitas meningkat, cost K3 dapat ditekan, efisiensi naik sehingga daya saing industri karet RI meningkat, pungkas Alex.

 

Acara sendiri dibuka oleh Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel, Iwan Gunawan, bahwa Karet memiliki kontribusi besar bagi ekonomi Sumsel, mengingat jutaan petani karet menggantungkan pencahariannya. Di saat harga karet turun seperti saat ini, akan berdampak multidimensi bagi sektor lainnya, termasuk naiknya angka kriminalitas.

 

Untuk itu, Pemprov Sumsel akan mendukung penuh setiap upaya, termasuk dari BSN, dalam meningkatkan kualitas karet dan kesejahteraan petani karet. Bila perlu acara seperti ini diselenggarakan di Griya Agung dan dibuka oleh Gubernur atau minimal Sekda, demikian ungkapnya.

 

Mengisi acara ini, BSN mendatangkan narasumber dari Kementerian Perdagangan yang menjadi leading sektor dalam tata niaga karet dari hulu sampai ke hilir (bahan baku BOKAR sampai menjadi SIR untuk diekspor). Adalah Herbet Erwin F. Manurung dari Balai Pengujian Mutu Barang, Ditjen PKTN, Kemendag RI yang menjelaskan tentang Permendag 10/2008 dan Permendag 39/2019.

 

BSN, melalui KLT BSN Wilayah Palembang menyampaikan tiga materi yakni pengenalan SNI ISO/IEC 17025, SNI ISO 45001 dan SNI Award 2020. (kltplm)

 




­