Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Dukung Perkembangan Revolusi Industri 4.0

  • Sabtu, 28 November 2020
  • 1287 kali

Revolusi industri 4.0, suatu fenomena yang mengedepankan kolaborasi teknologi cyber dan otomatisasi sudah mulai dirasakan oleh seluruh dunia, termasuk negara-negara di Asia Tenggara. ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI) sebagai forum kerjasama yang mendiskusikan dan menyelaraskan pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi di ASEAN pun berkomitmen untuk fokus mempersiapkan masyarakat ASEAN dalam menghadapi fenomena teknologi disruptif di era ini.

 

Penggunaan teknologi kecerdasan artifisial diyakini dapat menjadi jawaban atas berbagai tantangan dalam revolusi industri 4.0 dan memberikan semua manfaat bagi masyarakat di semua negara anggota di ASEAN. “Salah satu misi dari pemanfaatan kecerdasan artifisial adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup masyarakat,” ujar Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro saat membuka “The ASEAN Workshop on the 4th Industrial Revolution: Artificial Intelligence Implementation in Energy Efficiency, Cyber Security, and Agriculture” di Jakarta, Selasa (24/11/2020). Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Indonesia dalam mendukung salah satu program prioritas COSTI 2020 terkait kesiapan tenaga kerja.

 

Selepas acara pembukaan workshop tersebut, Kepala Badan Standardisasi Nasional, Kukuh S. Achmad menyatakan BSN siap mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0 dengan menyediakan dan mengembangkan standar-standar yang relevan. “Inovasi dan standardisasi merupakan dua hal yang saling melengkapi,” ujar Kukuh. Ia pun menyontohkan, pemanfaatan kecerdasan artifisial dalam bidang keamanan siber perlu didukung jaminan atas keamanan informasi. Sebagai informasi, saat ini BSN telah mengadopsi identik satu-satunya standar internasional Sistem Manajemen Keamanan  Informasi (SMKI) menjadi SNI ISO/IEC 27001. “Standar SMKI dapat menjadi salah satu rujukan bagi pengembang kecerdasan artifisial untuk memberikan jaminan keamanan pada konsumen,” tuturnya. (ald-Humas)




­