Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN-UNM Gelar Pelatihan Standardisasi Untuk Dosen Kewirausahaan

  • Rabu, 10 Maret 2021
  • 1367 kali

Perguruan Tinggi memiliki peran penting dalam membumikan standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK) ke masyarakat luas. Dengan bekal ilmu standardisasi yang dimiliki oleh mahasiswa, dosen, serta para peneliti, maka hilirisasi standardisasi dapat lebih efektif. Untuk itu, Badan Standardisasi Nasional (BSN) aktif menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi guna menyiapkan generasi yang aware terhadap SPK. Salah satunya dengan Universitas Negeri Makassar (UNM).

Deputi Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah mengatakan bahwa SPK merupakan salah satu issue yang harus dikuasai oleh mahasiswa sebagai bekal di dunia kerja. “Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian merupakan tools penting bagi mahasiswa guna menangkap apa yang dibutuhan oleh masyarakat,” ungkap Zakiyah saat memberikan sambutan dalam acara Training of Trainer (ToT) Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) Dosen Kewirausahan UNM, Selasa (9/3/2021). Kegiatan ini merupakan Implementasi Kerjasama antara BSN dan UNM yang dijalin sejak tahun 2019. Peneliti ahli utama BSN yang pernah menjabat sebagai kepala BSN periode 2012-2020, Prof. Bambang Prasetya, turut menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan ini.

Saat ini, BSN telah menjalin MoU dengan 69 Perguruan Tinggi di Indonesia. Zakiyah berharap, UNM dapat menjadi role model untuk mengajak universitas lain supaya menerapakan SPK. “UNM dapat menjadi role model dengan program pembinaan laboratorium di lingkungan UNM untuk menerapkan Standar manajemen laboratorium (SNI ISO/IEC 17025:2017), program KKN dan kuliah umum,” imbuhnya. Ia pun menegaskan, BSN akan memberikan dukungan kepada UNM dengan memberikan informasi tambahan, tidak hanya terkait dengan SNI namun juga informasi regulasi dari negara negara tujuan ekspor.

Rektor UNM, Prof. Husain Syam telah mendorong UNM untuk menjadi kampus entrepreneur 2 tahun belakangan dengan mewajibkan mata kuliah kewirausahaan pada semua strata Pendidikan (D3-S3). Selain itu, UNM juga membentuk Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kewirausahaan sejak tahun 2010. Program-program tersebut merupakan upaya UMNM dalam meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia. “Sebuah wilayah dikatakan maju Ketika nilai rasio penduduk atau masyarakatnya 5-10 % sebagai wirausaha, sementara Indonesia baru mencapai 3,8 %,” tutur Husain. Ia pun berharap, kegiatan ToT SPK yang dilaksanakan selama tiga hari (9, 10 dan 12 Maret 2021) ini dapat memperkaya dosen pengampu kewirausahan dalam materi SPK, untuk kemudian menghilirisasi hasil penelitian dosen dan mahasiswa supaya bernilai ekonomi. (Klt Makassar/ed: Humas)




­