Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Dorong Organisasi/Industri Terapkan SNI ISO 50001

  • Kamis, 07 April 2022
  • 1788 kali

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) (2018), kebutuhan energi pada 2050 mencapai 2,9 Miliar setara barel minyak (SMB). Angka ini meningkat dari proyeksi 2040 yang sebanyak 2,1 miliar SBM. Proyeksi peningkatan kebutuhan energi tersebut sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, penduduk, harga energi dan kebijakan pemerintah. Kebutuhan energi akan didominasi oleh sektor Industri dengan perkiraan pertumbuhan rata-rata 3,9 % pertahun.

Peningkatan aktivitas industri dan aktivitas kendaraan bermotor juga memberikan kontribusi yang cukup besar pada peningkatan permintaan energi. Dengan konsumsi energi yang terus mengalami peningkatan, sementara cadangan energi fosil pada satu sisi semakin menipis, maka perlu aksi nyata untuk mendorong pemanfaatan penggunaan energi yang efisien.

Demi tata pengelolaan energi yang lebih baik, serta keamanan dan efisiensi, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan SNI ISO 50001: Sistem Manajemen Energi. Demikian disampaikan Kepala BSN, Kukuh S. Achmad dalam Webinar “Efisiensi Energi dengan Penerapan SNI ISO 50001 Sistem Manajemen Energi” secara daring pada Selasa (5/4/2022).

Kukuh menuturkan standar ini dapat membantu meningkatkan performa energi, sehingga dapat membantu perubahan iklim global dan mencapai target penghematan energi. “Manfaat yang akan diperoleh dari penerapan SNI ISO 50001, diantaranya menghemat biaya, meningkatkan keandalan organisasi, meningkatkan produktivitas dan daya saing, mengurangi risiko karena kenaikan harga energi dan meningkatkan ketahanan terhadap supply energi. Standar ini juga dapat membantu organisasi/industri dalam mengembangkan kebijakan penggunaan energi agar lebih efisien,” tutur Kukuh.

Dengan efisiensi energi, sektor industri sebagai pengguna energi terbesar juga berpeluang memgurangi emisi CO2 sebesar 19%-31% selain dapat mengurangi biaya industri.

Tidak terbatas hanya itu saja, Kukuh melaporkan untuk mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia, tercatat, saat ini sudah tersedia 20 SNI sumber energi air, 19 SNI sumber energi surya, 11 SNI sumber energi panas bumi, 9 SNI sumber energi daya angin, 7 SNI sumber energi biofuel, dan 4 SNI sumber energi nuklir.

Selain itu, dalam rangka keberterimaan, BSN melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN) telah melakukan MRA dan MLA kepada organisasi internasional seperti IAF, ILAC, dan APAC untuk keberterimaan penilaian kesesuaian secara internasional. Sehingga, hasil sertifikasi, hasil pengujian, hasil kalibrasi, inspeksi yang dilakukan oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) di Indonesia yang telah diakreditasi oleh KAN, dapat diterima di negara yang telah menjadi anggota IAF, ILAC, ataupun APAC.

KAN sendiri, telah memberikan akreditasi kepada 4 Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Energi di Indonesia. Adapun 14 organisasi penerap Sistem manajemen energi telah di sertifikasi oleh Lembaga sertifikasi sistem manajemen energi.

Oleh karenanya, BSN medorong organisasi/industri untuk menerapkan SNI ISO 50001. Diketahui, salah satu industri yang sudah menerapkan SNI ISO 50001 adalah PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim). Senior Vice President Teknologi PT. Pupuk Kaltim, Heri Subagyo dalam kesempatan yang sama mengatakan PT Pupuk Kaltim sejak tahun 2015 telah menerapkan SNI ISO 50001.

“Berawal dari tahun 2015, yang merupakan kebijakan top leader manajemen BOD untuk berkomitmen terkait program efisiensi energi. Dilanjutkan, pada 2016, melakukan setup ISO 50001, pada tahun 2017 dilakukan sertifikasi ISO 50001 yakni pada 1 pabrik yakni PKT-3. Kemudian berlanjut sampai dengan tahun 2020 dengan transisi ISO 50001: 2018 untuk pabrik PKT- 2 dan PKT-5. Dan pada 2021 dilakukan survailen untuk keseluruhan pabrik dan transisi ISO 50001 ke 2018. Pada tahun 2022 ini, juga akan dilakukan penggabungan dengan sistem manajemen lainnya yakni ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001 dan ISO 50001,” terangnya.

Adapun, tambah Heri, target pada tahun 2022 dapat melakukan penghematan sebesar 3,3% di seluruh pabrik Amoniak-Urea-Utility.

Semakin banyak pabrik yang menerapkan, maka efisiensi maupun kumulatif penghematan energi yang didapatkan juga semakin besar. Manfaat lain dengan menerapkan Sistem Manajemen Energi yang dirasakan PT Pupuk Kaltim yaitu dapat menginspirasi Pupuk Indonesia untuk mendorong implementasi di seluruh anak perusahaannya; meningkatkan budaya energy saving melalui inovasi efisiensi energi; meningkatkan competitiveness di pasar global terutama di negara-negara yang concern terhadap lingkungan dan energi; mendukung PROPER Nasional “Emas” dari tahun 2017 – 2021; serta memberikan nilai tambah dalam Sustainability Report berdasarkan framework Global Reporting Initiative (GRI).

Selain Heri, hadir sebagai narasumber adalah Direktur Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, Dan Teknologi Informasi BSN, Yustinus Kristianto Widiwardono; serta Pengembang Sistem Akreditasi dan Sertifikasi Lingkungan BSN, Dewi Komalasari.

Kukuh berharap melalui Webinar “Efisiensi Energi dengan Penerapan SNI ISO 50001 Sistem Manajemen Energi”, organisasi/industri dapat memahami manfaat penerapan standar ini. “Dengan banyaknya industri yang menerapkan sistem manajemen energi maka akan berdampak terjadinya efisiensi energi di masing-masing industri. Dan secara global diharapkan, cadangan energi yang semakin menipis ini dapat termanfaatkan dan dikelola dengan seefisien mungkin,” pungkas Kukuh. (nda – humas/Red: Arf)




­