Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Gandeng Generasi Muda dalam Perkembangan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

  • Sabtu, 30 Juli 2022
  • 1164 kali

 

Perubahan dan tantangan skala global menjadi isu yang diperhatikan oleh organisasi standar internasional (International Organization for Standardization/ISO) dalam menyusun ISO Strategy 2021-2030 sebagai pijakan ISO untuk terus melangkah dengan arah, tujuan dan prioritas yang jelas. Selain itu untuk  memperkuat positioning ISO menjadi yang terdepan dalam upaya kolaboratif global mencapai 17 sustainable Development Goals – SDGs ) melalui   ketersediaan standar ISO untuk mendukung perdagangan global, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, memajukan inovasi, serta mempromosikan kesehatan, keselamatan dan lingkungan yang berkelanjutan. 

Menyadari sekitar 75% anggota ISO adalah negara berkembang, maka peningkatan kapasitas anggota menjadi salah satu dari 6 prioritas yang ditetapkan dalam Strategi ISO 2021-2030. Yang kemudian oleh Committee to Support Developing Countries (ISO DEVCO) diturunkan dalam suatu  Framewok ISO Action plan for Developing Countries  (APDC) 2021-2025 yang memuat rangkaian activities, outputs, intermediate outcomes, outcomes, dan impact.   Serangkaitan aktivitas  seperti seminar, e-learning, pelatihan jarak jauh dan pembinaan organisasi yang relevan, dapat  memberi impact  dengan semakin banyak negara berkembang berkonstribusi secara aktif dalam sistem  ISO dan mengambil manfaat dari penggunaan standar dalam memecahkan permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan. ISO DEVCO meyakini bahwa kolaborasi dengan organisasi pendidikan dan akademisi sangat penting untuk meningkatkan kompetensi dan partisipasi anggota ISO dalam tata Kelola (governance) ISO.  Organisasi Pendidikan akan mencetak future leader yang paham standar, berperan aktif dalam pencapaian SDGs, menjadi perumus standar internasional yang handal dan sekaligus  pengguna standar  yang konsisten.

Sejalan dengan perhatian ISO, perhatian keterlibatan organisasi Pendidikan dalam pencapaian tujuan standardisasi telah dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) sejak 2005 dengan melakukan Kerjasama dan MoU dengan 76 perguruan tinggi mengenai standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. Beragam aktivitas seperti pemetaan Ketersedian Standar untuk mendukung rumpun ilmu pengetahuan, pembelajaran  jarak jauh berbasis IT, e-learning, video, animasi, flipbook, TOT Dosen Pembina untuk pendampingan UKM/tenan incubator, sinergi penerapan KKN tematik standardisasi  dan sinergi dalam program kampus merdeka yang  bisa dimanfaatkan secara luas termasuk perguruan tinggi  dan mahasiswanya untuk menambah  pengetahuan dan pemahaman  di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK).

Untuk mendorong partisipasi perguruan tinggi di daerah mengambil manfaat dari keberadaan organisasi standardisasi (nasional dan internasional) dalam  kegiatan pendidikan dan pengembangan kemahasiswaan  terutama dalam penyiapan mahasiswa sebagai pemimpin di masa depan  yang aware standar,  mampu  menjadi  perumus standar (nasional dan internasional) dan memperkuat Indonesia diforum internasional bidang SPK, Deputi Bidnang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah bersama Direktur Pemberdayaan Usaha, Kementerian Investasi/BKPM, Anna Nurbani, (26/7/2022) melakukan audiensi di Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Institut Teknologi dan Bisnis Nobel di Makassar, Sulawesi Selatan.

Audiensi di Universitas Negeri Makassar (UNM) disambut oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sukardi Weda, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama, Ichsan Ali, dan Ketua LP2MP UNM, Sapto Haryoko. UNM menyambut hangat program dari BSN dan BKPM serta menyatakan siap mengisi MoU dengan menyusun program Kerjasama yang lebih jelas dengan BSN baik dalam pembelajaran SPK untuk mahasiswa, keikutsertaan dalam kegiatan Technical committee perumusan standar (internasional), penerapan standar SNI dalam  pengembangan inkubator bisnis melalui Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Sulawesi Selatan. Selain itu akan berpartisipasi dalam kompetisi inkubator bisnis hasil karya mahasiswa yang akan diselenggarakan Kementerian Investasi/BKPM tahun depan.

Adapun dalam kunjungan ke Institut Teknologi dan Bisnis Nobel, Zakiyah disambut oleh Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Nobel, Badaruddin, didampingi Wakil Rektor II, Ridwan beserta para pengajar dan ketua pengembangan inkubator.  Dalam kesempatan ini, Badaruddin dan jajaran menyatakan siap berkolaborasi dengan BSN, terutama untuk pengembangan bisnis inkubator.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan perguruan tinggi di daerah Sulawesi Selatan semakin bertambah yang memahami pentingnya peningkatan kompetensi bidang SPK dan mampu mencetak generasi muda yang aktif dalam pengembangan standar nasional maupun internasional, serta meningkatkan penerapan standar dalam inkubator bisnis perguruan tinggi. (KLT Sulsel/ed:Humas)

 




­