Kepala BSN Apresiasi Peran ALSI Dalam Ekosistem Penilaian Kesesuaian di Indonesia

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad mengapresiasi Asosiasi Lembaga Sertifikasi Indonesia (ALSI) yang berkomitmen untuk mendukung ekosistem penilaian kesesuaian di Indonesia. Kukuh menilai, ALSI menjadi mitra BSN paling strategis untuk mewujudkan amanat UU No 20 Tahun 2014, yakni memberikan perlindungan dan berkontribusi meningkatkan daya saing nasional.

“Di tangan bapak/ibu sekalian, proses sertifikasi, pengujian di laboratorium, inspeksi, verifikasi, serta validasi, memiliki kredibilitas yang bisa dikatakan setara di dunia internasional. Ini sangat penting dalam peningkatan daya saing nasional,” tutur Kukuh dalam acara pengukuhan anggota ALSI periode 2022-2025 di Serpong, Senin (20/3/2023).

Kukuh menuturkan bahwa pada tahun 2022, Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Industrial Development Organization/UNIDO) melakukan survey indeks Quality Infrastructure for Sustainable Development yang dihitung dari 5 dimensi, yakni standardisasi, metrologi, penilaian kesesuaian, akreditasi, dan kebijakan. Hasilnya, Indonesia berhasil meraih nilai 56,0 dan menduduki peringkat ke 34 Dunia.

“Hasil ini merupakan hasil kerja keras kita semua, termasuk anggota ALSI. Karena, untuk elemen akreditasi, yang dinilai adalah status badan akreditasi Indonesia di MRA APAC maupun ILAC. Status MRA APAC ataupun ILAC, juga mempertimbangkan komitmen dari anggota ALSI untuk menjaga kompetensi, konsistensi, dan imparsialitas dalam memberikan layanan,” tegas Kukuh.

Berbicara peningkatan daya saing nasional, dalam kesempatan ini Kukuh pun menerangkan bahwa BSN berkomitmen untuk berkontribusi dalam meningkatkan daya saing usaha mikro risiko rendah, dengan memberikan pembinaan penerapan SNI melalui program SNI Bina UMK. Kukuh berharap, lembaga penilaian kesesuaian juga dapat mendukung penerapan SNI bagi UMK, dengan memberikan layanan yang optimal dan tidak memihak. (ald-Humas)