Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

SNSU BSN Bersama MMI dan Stakeholder Kembangkan Metode Pengukuran Efek Radiasi pada Kalibrasi Enklosur Suhu

  • Senin, 17 Juli 2023
  • 770 kali

 

Sebagai Lembaga Metrologi Nasional (National Metrology Institiute/NMI), Deputi Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) Badan Standardisasi Nasional (BSN) memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan metrologi di Indonesia. Untuk itu, Deputi SNSU BSN bekerja sama dengan Masyarakat Metrologi Indonesia (MMI) menyelenggarakan Workshop Pengembangan Metode Pengukuran Efek Radiasi pada Kalibrasi Enklosur Suhu pada Kamis (13/7/2023) di Laboratorium SNSU BSN, Serpong.

Deputi SNSU BSN, Y. Kristianto Widiwardono menilai, salah satu tantangan dalam mengembangkan metrologi di Indonesia adalah dari segi karakteristik geografis yang dimiliki. Indonesia merupakan wilayah tropis yang memiliki kelembaban yang berbeda dengan kawasan lain, seperti Eropa, Asia Timur, ataupun Australia. “Kondisi geografis yang berbeda merupakan tantangan untuk mengembangkan metode kalibrasi di Indonesia. Kita harus berupaya mencari metode yang terbaik, tanpa melupakan bahwa metrologi harus ada dasar ilmiahnya, serta memiliki ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Kristianto dalam sambutannya.

Tidak lupa, Kristianto mengapresiasi komitmen MMI dalam memajukan metrologi di Indonesia. “Ini merupakan bentuk kontribusi MMI di dunia metrologi,” tegas Kristianto.

Dalam kesempatan ini, Kepala Laboratorium Suhu, Aditya Rachmadi menyampaikan, radiasi dinding sebenarnya sudah menjadi perhatian sejak dahulu, namun hanya diterapkan di bidang penerbangan, dengan alat khusus. “Seiring berjalannya waktu, ternyata radiasi dinding dioptimalkan oleh perusahaan-perusahaan yang mengembangkan enklosur, supaya pemanasan suhu di dalam lebih efektif,” jelas Aditya.

Aditya pun menggambarkan konsep radiasi dinding. Menurutnya, suhu yang terukur di depan enklosur adalah suhu udara. “Ketika disimpan ojek di dalamnya, tentu suhu panas dari udara akan mengalir ke objek melalui proses konveksi, karena ada aliran udara. Selain itu radiasi dinding perlu diukur untuk mengetahui seberapa besar radiasi tersebut mempengaruhi objek, sehingga bisa jadi suhu objek ternyata berbeda dengan suhu udara,” tuturnya.

Selain dihadiri oleh pegawai SNSU Suhu dan anggota MMI, workshop ini juga dihadiri oleh tim laboratorium sentral sains dan rekayasa Universitas Brawijaya, tim dari PT Unilab Perdana, tim dari Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Medan, tim dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta, serta tim dari PT Kichi Arziki Industri.

Pengembangan metode kalibrasi yang melibatkan berbagai stakeholder ini akan berlangsung hingga akhir tahun 2023 untuk berbagi data dan informasi. Harapannya, dengan sinergi ini, akan terjadi percepatan pengembangan metrologi, baik di sektor publik, sektor swasta serta komunitas. (ald-Humas)




­