Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kemasan Bioplastik Hijaukan Industri

  • Jumat, 14 Mei 2010
  • 2424 kali
Kliping Berita

Pemerintah berencana mewajibkan kemasan ramah lingkungan ini layaknya standar nasional Indonesia (SNI).

PRAKTIS dan instan. Itulah yang menyebabkan penggunaan plastik menjadi populer. Setiap tahunnya, pasar plastik tumbuh 5$ dengan produksi lebih dari 200 juta ton di seluruh dunia. Kebanyakan plastik umumnya dibuat dari minyak bumi dan gas alam, yang membutuhkan sedikitnya 500 tahun untuk diurai kembali, secara alami. Dalam jangka panjang, sampah plastik dikhawatirkan memberi efek kerusakan tanah dan air yang kronis.

Namun demikian, seiring dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan lingkungan dan mahalnya harga bahan bakar minyak bumi, penggunaan plastik sebagai kemasan atau kantong belanja pun mulai ditekan. Ini menjadi peluang tumbuhnya pasar baru kemasan plastik alternatif dari bahan nabati atau lebih dikenal dengan bioplastik.

Bioplastik merupakan jenis plastik atau polimer yang dibuat dari bahan-bahan biotik seperti jagung, singkong,ataupun mikrobiota. Jenis plastik ini tersusun atas komponen alam dan lebih mudah didegradasi bakteri pengurai.

Saat ini, kemasan bioplastik sudah tersedia di pasar-pasar swalayan di Inggris, Belanda, Italia, dan Austria. Plastik ini menawarkan tingkat permeabilitas penguapan oksigen dan air yang lebih tinggi, sehingga menjaga kesegaran buah dan sayuran tiga hari lebih lama.

Di Indonesia perusahaan air minum nasional PT Aqua Golden Mississippi Tbk tengah merintis langkah yang sama. "Saat ini kami tengah mengembangkan teknologi pembuatan botol air minum dalam kemasan berbahan nabati, seiring dengan mulai dikuranginya penggunaan plastik untuk mendukung green industry," kata Predir PT Aqua Golden Mississippi Tbk Parmaningsih Hadine-goro, saat berlangsungnya diskusi di gedung Dewan Perwakilan Daerah, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Saat ini, pengembangan teknologi bioplastik itu masih dalam kajian induk usaha Aqua, yakni Danone Group yang berbasis di Prancis. "Kami ingin mengurangi jejak karbon dari produk kami, bahkan botol Aqua yang ada sekarang pun beratnya sudah jauh berku-rang/sebut Parmaningsih.

Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia memproyeksikan pada 2010 pasar air minum di Tanah Air akan mencapai 17 miliar liter atau naik dua kali lipat dari posisi saat ini,seiring dengan makin banyaknya pemain di bisnis basah ini.Di Indonesia, ada sekitar 600 merek air minum dalam kemasan atau AMDK (lihat grafis).

Diwajibkan

Di kalangan industri, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi mengutarakan pihaknya telah berancang-ancang mewajibkan penggunaan kemasan bioplastik untuk menekan penggunaan plastik konvensional yang sulit diurai itu. "Akan diwajibkan selayaknya SNI, tapi sifatnya sukarela. Ini termasuk salah satu konsep green industry ke depan," tuturnya.

Ia menjelaskan, konsep green industri/ ini juga akan dimasukkan ke amandemen Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, yang menjadi salah satu prioritas program legislasi nasional 2010. "Nanti kita berikan insentif bagi green industry."

Saat ini Balai Besar Kimia sedang melakukan penelitian dan percobaan terkait teknologi itu, diiringi sosialisasi penggunaan kemasan bioplastik. "Memang relatif lebih mahal. Namun sekali lagi perlu dipahami bahwa ini untuk kebaikan konsumen dan juga lingkungan. Ke depan fosil terbatas, tidak bisa terus-menerus bergantung dengan itu untuk buat kemasan," ujarnya. (Rini Widuri Ragillia)(E-7)rindu@mediaindonesia.com

Sumber : Media Indonesia, Jum’at 14 Mei 2010, Hal. 14



­