Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

RENCANA IMPOR CONVERTER KIT MENTERI ENERGI TANTANG PT DIRGANTARA

  • Selasa, 17 Januari 2012
  • 772 kali
Kliping Berita

Negara menyiapkan dana konversi Rp 965 miliar.

Pemerintah bersedia membatalkan impor jika PT Dirgantara Indonesia mampu memenuhi kebutuhan converter kit (pengalih penggunaan bahan bakar) yang mencapai 294 ribu unit sepanjang 2012.

Jumlah tersebut terdiri atas 250 ribu converter kit untuk gas jenis liquefied gas for vehicle (LGV) dan 44 ribu converter kit untuk gas jenis compressed natural gas (CNG).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengakui converter kit buatan Dirgantara tidak perlu diragukan kualitasnya lantaran sudah memiliki sertifikasi Standar Nasional Indonesia, bahkan standar internasional.

Satu-satunya masalah yang masih mengganjal adalah kapasitas produksi Dirgantara yang masih kecil.“Jika produksi dari dalam negeri tak mampu memenuhi, ya, apa boleh buat kami harus impor,“ kata Jero dalam rapat kerja dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat kemarin.

Menteri Energi mengimbuhkan,jadi atau tidak pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dilaksanakan, program pemasangan converter kit tetap berjalan.

Menurut dia, pengurangan subsidi BBM dapat berjalan dari berbagai cara. “Misalnya nanti pemerintah menaikkan harga bahan bakar sedikit, bukan berarti program ini terhenti,“katanya.

Dalam rapat kerja, Komisi Energi juga mempertanyakan dasar hukum bagi pelarangan mobil pribadi menggunakan Premium dan hanya memiliki pilihan menggunakan converter kit atau memakai Pertamax.

Jero memastikan persoalan itu akan cepat selesai. “Soal dasar hukum, itu hanya masalah tanda tangan saja. Saya yakin malam ini selesai,“ kata menteri dari Partai Demokrat ini.

Ditemui di Istana Negara, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pemerintah menyiapkan anggaran konversi dari BBM ke gas sebesar Rp 965 miliar.

“Dan ini masih akan disiapkan lagi dana pelengkap. Untuk tahap awal, (dana) itu cukup,“kata dia.

Agus menyatakan, dalam waktu dekat, pemerintah segera mengelu arkan payung hukum melalui peraturan presiden untuk pelaksanaan kebijakan konversi yang dimulai 1 April mendatang.

Ia bahkan berharap persiapan pembatasan BBM dapat dilakukan lebih awal karena perlu sosialisasi yang baik agar bisa diterima ma syarakat. “Untuk kendaraan umum akan dibagikan gratis, tapi pemakai lain tentu harus melihat dulu manfaat menggunakan gas,“ujarnya.

Soal ketersediaan barang, Menteri menekankan bahwa yang terpenting dari alat converter haruslah berkualitas. Seandainya bisa dipro duksi di dalam negeri, maka akan diproduksi dalam negeri.

“Kualitas yang diutamakan. Jadi, kalau bisa, dilakukan impor sambil industri dalam negeri mempersiapkan diri,“ kata mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini.

Sumber : Koran Tempo, Selasa 17 Januari 2012, hal B2




­